Taliban Berkuasa, Joe Biden Salahkan Presiden dan Militer Afghanistan yang Enggan Berjuang
Presiden AS, Joe Biden membela keputusannya untuk mengakhiri Perang Afghanistan dengan menarik pasukan militer dari negara itu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
Taliban berhasil merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi sebelum menuju Kabul, hanya dalam beberapa pekan.
Sementara itu, AS dan negara-negara lain berusaha mengevakuasi staf Kedubes dan warga lokal yang membantu mereka menggunakan jalur udara.
Video viral menunjukkan warga setempat berlarian menuju landasan pacu bandara dan bergelantungan di pesawat agar bisa keluar dari Afghanistan.
Dalam pidatonya, Biden menegaskan penarikan pasukan AS dari Afghanistan merupakan salah satu janjinya dalam kampanye.
Dia juga mengaku menentang rekomendasi Pentagon untuk menambah pasukan AS pada 2009 lalu, ketika menjabat sebagai Wakil Presiden.
"Ini bukan untuk kepentingan keamanan nasional kami. Misi kami Afghanistan tidak pernah seharusnya tentang pembangunan bangsa. Seharusnya tidak pernah menciptakan demokrasi terpusat dan terpadu."
"Satu-satunya kepentingan nasional vital kami di Afghanistan tetap hari ini seperti dulu, mencegah serangan teroris di tanah air Amerika," jelas presiden.
Baca juga: Taliban Klaim Berhasil Akhiri Perang 20 Tahun di Afghanistan, Trump: Itu Memalukan Buat Joe Biden
Baca juga: Sumber Intelijen Sebut China Ikut Bantu Kemenangan Taliban di Afghanistan
Gelontorkan Dana Darurat
Pada Senin (16/8/2021), Biden mengumumkan dana darurat senilai USD500 juta untuk kebutuhan pengungsi Afghanistan.
Amerika Serikat saat ini bersiap untuk memulai evakuasi ribuan warga Afghanistan yang mengajukan visa imigrasi khusus (SIV).
Diketahui, AS dan sekutunya menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington.
Taliban yang saat itu berkuasa, berhasil digulingkan militer dari negara Barat.
Taliban diserang lantaran menyembunyikan gerilyawan Al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 9/11.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)