Wali Kota Perempuan di Afghanistan Khawatir Taliban akan Membunuhnya
Ghafari mengaku tidak bisa meninggalkan keluarganya dan tidak memiliki tempat untuk pergi bahkan jika dirinya mencoba melarikan diri dari Taliban
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Menariknya, ditunjuknya Ghafari oleh Presiden Ashraf Ghani pada 2018 sebagai Wali Kota di Maidan Shar ternyata tidak berjalan mulus.
Karena pada hari pertama tugasnya, gerombolan laki-laki yang membawa tongkat dan batu datang mengepung kantornya, ini tentu saja membuatnya harus mengamankan diri.
Beberapa bulan kemudian, setelah Gubernur provinsi Wardak mengundurkan diri setelah dituduh melakukan serangan massa, ia pun kembali ke Maidan Shar dan kembali mengemban tanggung jawabnya sebagai Wali Kota.
Saat itu, Ghafari pun masih harus bolak-balik dari Kabul ke tempat kerjanya untuk alasan keamanan.
Namun setelah Taliban melancarkan serangan terbaru, ia dipindahkan ke Kementerian Pertahanan di Kabul, di mana dirinya ditugaskan untuk menjaga kesejahteraan tentara dan warga sipil yang terkena dampak serangan teroris.
Taliban memang telah merebut kekuasaan di Afghanistan saat Presiden Ashraf Ghani memutuskan untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu.
Kelompok militan ini pun diperkirakan akan memulihkan rezim konservatif berbasis syariah yang berlaku sebelum invasi AS pada 2001 lalu.
Selain itu, kelompok ini juga telah berjanji untuk memberikan kebebasan tertentu bagi kaum perempuan.