Setelah Diduga Kabur dari Taliban, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Ingin Kembali ke Negaranya
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyebut sedang melakukan pembicaraan untuk kembali ke negaranya dan mendukung pembicaraan dengan Taliban.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
"Tuduhan ini tidak berdasar dan saya sangat menolaknya."
"Saya diusir dari Afghanistan sedemikian rupa sehingga saya bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk melepas sandal saya dan memakai sepatu bot saya," tambah Ghani.
Dia mengklaim bahwa Taliban telah memasuki Kabul meskipun ada kesepakatan untuk tidak melakukannya.
"Seandainya saya tinggal di sana, seorang presiden terpilih Afghanistan akan digantung lagi tepat di depan mata orang Afghanistan sendiri," katanya.
Baca juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Anggota Komisi I DPR: Fokus Utama Sekarang Keselamatan dan Keamanan WNI
Baca juga: Kata Moeldoko Soal Taliban Kuasai Afghanistan
UEA Konfirmasi Keluarga Ghani di Negaranya
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Uni Emirat Arab (UEA) telah mengonfirmasi bahwa mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan keluarganya kini telah berada di UEA.
"Kementerian Luar Negeri UEA dan kerja sama internasional dapat mengkonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya atas dasar kemanusiaan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada Rabu waktu setempat.
UEA tidak memberikan informasi tambahan apapun terkait seperti apa suaka yang diberikan untuk keluarga Ghani, keberadaan persisnya atau siapa yang akan membayar tempat tinggalnya selama ia berada di wilayah syekh Teluk.
Sebelumnya, laporan menunjukkan bahwa Ghani melarikan diri dari Afghanistan ke Tajikistan atau Uzbekistan, sementara informasi lainnya mengindikasikan bahwa ia telah menetap di UEA.
Baca juga: Wali Kota Perempuan Afghanistan Pasrah Jika Dibunuh Taliban Saya Duduk di Sini Menunggu Mereka
Baca juga: Zabiullah Mujahid Muncul di Hadapan Publik Pertama Kali, Sebut Tak Ingin Warga Afghanistan Pergi
Misi diplomatik Rusia di Kabul pun menuduhnya melarikan diri dari Afghanistan dengan kendaraan yang penuh dengan uang tunai.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (18/8/2021), mantan Menteri Pertahanan Afghanistan, Bismillah Khan Mohammadi, bahkan meminta Interpol untuk menahan Ghani karena dianggap 'menjual' tanah airnya sendiri.
Mohammadi yang juga dilaporkan telah melarikan diri ke UEA setelah jatuhnya kekuasaan Afghanistan ke tangan kelompok Taliban pada Minggu lalu, menuduh Ghani telah melakukan korupsi skala besar.
Ia bahkan menuding Ghani 'mengikat tangan tentara Afghanistan di belakang punggungnya' untuk mencegah mereka melakukan pertempuran dengan Taliban.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "UEA Konfirmasi Keberadaan Ashraf Ghani, Soal Kabur dan Bawa Uang Tunai 169 Juta Dolar AS"
(Tribunnews.com/Whiesa/Fitri Wulandari)