Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Video Detik-detik Wapres Afghanistan Kabur Pakai Helikopter Dikawal Sejumlah Pria Bersenjata

Wapres Afghanistan dan Ahmad Massoud menggalang perlawanan terakhir pada Taliban dari Lembah Panjshir.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Video Detik-detik Wapres Afghanistan Kabur Pakai Helikopter Dikawal Sejumlah Pria Bersenjata
Via Kompas.TV
Wakil Presiden (Wapres) Afghanistan Amrullah Saleh dan putranya Ahmad Massoud meninggalkan Kabul Ibu Kota Afghanistan dan menuju Lembah Panjshir. 

TRIBUNNEWS.COM, KABUL -  Wakil Presiden (Wapres) Afghanistan Amrullah Saleh dan putranya Ahmad Massoud meninggalkan Kabul Ibu Kota Afghanistan dan menuju Lembah Panjshir.

Mereka juga membawa semua komandan anti-Taliban yang tersisa ke Lembah Panjshir.

Video Wapres Afghanistan kabur menggunakan helikopter diunggah oleh Jurnalis Zee News India pada 17 Agustus 2021.

Wapres Afghanistan dan Ahmad Massoud menggalang perlawanan terakhir pada Taliban dari Lembah Panjshir.

Lembah Panjshir merupakan wilayah yang belum dikuasai oleh Taliban.

Tampak juga bersama mereka sejumlah pengawal pribadi sambil menenteng senjata.

Sebelumnya, Wapres Afghanistan bersumpah untuk melawan Taliban.

Berita Rekomendasi

Hal ini ia ungkap di akun Twitternya.

“Saya tidak akan pernah, tidak akan pernah & dalam keadaan apa pun tunduk pada teroris dI Taliban. Saya tidak akan pernah mengkhianati jiwa & warisan pahlawan saya Ahmad Shah Masoud, komandan, legenda & pemandu. Saya tidak akan mengecewakan jutaan orang yang mendengarkan saya. Saya tidak akan pernah berada di bawah satu langit-langit dengan Taliban. TIDAK PERNAH," tulis Amrullah dikutip dari akun Twittternya.

Presidennya bantah kabur

Sementara itu,  Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang sempat dikabarkan kabur dari negara saat Taliban masuk ibu kota Kabul, kini muncul ke publik.

Bicara dari lokasi pengasingannya di Uni Emirat Arab, Ghani mengaku meninggalkan Kabul untuk mencegah pertumpahan darah.

Dilansir Al Jazeera, dia juga membantah tuduhan telah membawa kabur uang senilai ratusan juta dolar dalam perjalanannya ke luar negeri. 

Terjadi Pertumpahan Darah

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (Twitter @ARG_AFG)

Sebelumnya, Presiden Ghani mendapat kritik keras dari berbagai pihak setelah dikabarkan kabur dari negara, di saat Taliban masuk Kabul pada Minggu (15/8/2021).

"Jika saya tetap tinggal, saya akan menyaksikan pertumpahan darah di Kabul," kata Ghani, melalui video yang disiarkan di Facebook pada Rabu (18/8/2021).

Ghani akhirnya muncul ke publik setelah dikonfirmasi berada di UEA.

Presiden mengaku dia pergi atas saran dari pejabat pemerintah.

"Kabul tidak boleh diubah menjadi Yaman atau Suriah lain karena perebutan kekuasaan, jadi saya terpaksa pergi," kata Ghani.

Keberadaan Presiden Afghanistan ini tidak diketahui hingga Rabu (18/8/2021).

Sebelumnya beredar spekulasi bahwa dia menuju Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman.

Pada Rabu, Uni Emirat Arab mengonfirmasi bahwa pemerintah negara Teluk menjamu Ghani dan keluarganya atas dasar kemanusiaan.

Tuduhan Bawa Uang Rp 2,4 Triliun

Orang-orang Afghanistan naik ke atas sebuah pesawat saat mereka menunggu di bandara Kabul di Kabul. Afghanistan. Senin (16/8/2021), setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat, ketika ribuan orang mengerumuni bandara kota itu mencoba melarikan diri dari kelompok garis keras yang ditakuti. (Wakil Kohsar / AFP)
Orang-orang Afghanistan naik ke atas sebuah pesawat saat mereka menunggu di bandara Kabul di Kabul. Afghanistan. Senin (16/8/2021), setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat, ketika ribuan orang mengerumuni bandara kota itu mencoba melarikan diri dari kelompok garis keras yang ditakuti. (Wakil Kohsar / AFP) (AFP/WAKIL KOHSAR)

Presiden Ghani juga menyangkal tuduhan membawa sejumlah besar uang dalam pelariannya.

"Saya pergi hanya dengan rompi dan beberapa pakaian."

"Pembunuhan pribadi terhadap saya telah berlangsung, mengatakan bahwa saya telah membawa uang," kata Ghani.

"Tuduhan itu adalah kebohongan yang tidak berdasar. Anda bahkan dapat bertanya kepada petugas bea cukai – itu tidak berdasar," tambahnya.

Sebelumnya, Ghani dituduh Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan telah mencuri uang USD 169 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun dari kas negara.

Duta Besar Mohammad Zahir Aghbar bahkan meminta polisi internasional untuk menangkapnya.

Dalam konferensi pers pada Rabu, Aghbar mengatakan Ghani "mencuri USD 169 juta dari kas negara" dan menyebut pelarian presiden adalah "pengkhianatan terhadap negara dan bangsa".

Menteri pertahanan Afghanistan, Bismillah Khan ikut menyuarakan tagar agar Interpol menangkap Ashraf Ghani, menurut laporan Al Jazeera.

Mendukung Pembicaraan dengan Taliban

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (kiri) memberi isyarat ketika ia tiba untuk mengadakan konferensi pers pertama di Kabul pada 17 Agustus 2021 setelah pengambilalihan Afghanistan yang menakjubkan oleh Taliban.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (kiri) memberi isyarat ketika ia tiba untuk mengadakan konferensi pers pertama di Kabul pada 17 Agustus 2021 setelah pengambilalihan Afghanistan yang menakjubkan oleh Taliban. (Hoshang HASHIMI / AFP)

Dalam siaran Facebooknya, Ghani juga mengaku mendukung pembicaraan antara Taliban dengan mantan pejabat tinggi pemerintah.

Dia mengatakan berencana kembali ke Afghanistan setelah mencari perlindungan ke UEA.

"Saya mendukung inisiatif pemerintah untuk negosiasi yang sedang berlangsung dengan Abdullah Abdullah dan mantan presiden Hamid Karzai. Saya ingin proses ini sukses," katanya.

"Saya sedang berkonsultasi untuk kepulangan saya ke Afghanistan sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam dan nasional yang sejati," jelas Ghani.

Taliban diketahui kembali merebut kekuasaan di Afghanistan setelah 20 tahun jatuh sejak invasi AS pada 2001 silam.

Sumber: Kompas.TV/Tribun Solo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas