Raja Malaysia Tunjuk Ismail Sabri Yaakob Sebagai Perdana Menteri
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah telah menunjuk Ismail Sabri Yaakob sebagai perdana menteri baru, kata istana dalam se
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah telah menunjuk Ismail Sabri Yaakob sebagai perdana menteri baru, kata istana dalam sebuah pernyataan pada Jumat (20/8/2021).
Wakil Presiden UMNO tersebut dipastikan akan diangkat menjadi Perdana Menteri berdasarkan dukungan 114 anggota Parlemen (MP) yang dideklarasikan melalui Statutory Declaration (SD) seperti yang dilaporkan media Bernama pada hari Jumat.
Baca juga: Impian Besar Malaysia Akhiri Paceklik Medali Emas Olimpiade Dimulai dari Piala Thomas & Uber
Pengawas Rumah Tangga Istana Negara Datuk Ahmad Fadil Shamsuddin mengatakan Al-Sultan Abdullah telah menyatakan pendapat bahwa dengan penunjukan PM baru, pemerintah harus segera melanjutkan upaya memerangi covid-19 untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat dan negara yang telah terkena dampak parah akibat pandemic.
Baca juga: Perjalanan Kepemimpinan Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia sebelum Akhirnya Mengundurkan Diri
"Proses selanjutnya adalah penerimaan piagam pengangkatan, pengambilan sumpah jabatan dan penandatanganan sumpah jabatan sebagai perdana menteri yang dijadwalkan pada pukul 14.30 tanggal 21 Agustus 2021 di istana negara," berdasarkan statement istana negara Malaysia hari ini.
Ismail akan menjadi perdana menteri ketiga Malaysia dalam tiga tahun ini.
Jika diangkat, Ismail Sabri akan menjadi Perdana Menteri kesembilan Malaysia.
Baca juga: Mantan Wakil PM Ismail Sabri Yaakob Kemungkinan Jadi PM Baru Malaysia
Dia akan dilantik pada hari Sabtu setelah menerima dukungan dari 114 anggota parlemen.
Dukungan itu lebih dari 111 yang diperlukan untuk mayoritas sederhana.
Pendahulu Ismail, Muhyiddin Yassin, mengundurkan diri pada hari Senin setelah sekiranya 17 bulan berkuasa.
Muhyiddin telah kehilangan dukungan mayoritas di parlemen karena pertikaian dalam koalisi politik yang berkuasa dinegara itu.