Percepat Evakuasi Warga dari Afghanistan, AS Aktifkan Cadangan Pesawat Sipil yang Jarang Digunakan
Pentagon telah mengaktifkan Armada Udara Cadangan Sipil untuk kali ketiga dalam rangka meningkatkan jumlah warga yang dievakuasi dari Afghanistan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pentagon telah mengaktifkan Armada Udara Cadangan Sipil untuk kali ketiga dalam rangka mempercepat evakuasi warga dari Afghanistan.
Hal itu karena Taliban menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kekacauan yang terjadi di bandara Kabul, yang diklaim mengakibatkan terjadinya beberapa kali penyerbuan 'mematikan' yang dilakukan warga yang hendak kabur.
Taliban yang menguasai ibu kota Afghanistan dan sebagian besar wilayah di negara itu sejak sepekan lalu, menyalahkan kacau balaunya tindakan evakuasi terhadap warga asing maupun penduduk lokal yang bekerja untuk pasukan koalisi pimpinan AS.
"Terlepas dari semua sumber daya yang dimiliki AS, AS gagal menertibkan bandara," kata Pemimpin Senior Taliban Amir Khan Mutaqi, Minggu (22/8/2021) waktu setempat.
Baca juga: Boris Johnson Dikabarkan Akan Tekan Biden Tunda Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Sementara itu, ia mengklaim daerah-daerah yang saat ini berada di bawah kendali Taliban sedang menikmati kedamaian dan ketenangan.
"Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya, telah gagal menertibkan bandara. Ada kedamaian dan ketenangan di seluruh negeri (yang dikuasai Taliban), tetapi kekacauan hanya ada di bandara Kabul," kata Khan.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (23/8/2021), tuduhan Taliban ini muncul setelah terjadinya penyerbuan besar-besaran di luar bandara Kabul.
Baca juga: China Imbau Warganya yang Ada di Afghanistan Menggunakan Pakaian Bernuansa Islam
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, setidaknya tujuh warga sipil yang berusaha masuk ke bandara itu tewas terhimpit pada hari Sabtu lalu.
Dalam upaya untuk mempercepat proses evakuasi dan mengurangi antrean besar-besaran, Pentagon mengumumkan pada hari Minggu lalu, bahwa mereka telah melakukan aktivasi Tahap I untuk Armada Udara Cadangan Sipil (CRAF) yang jarang digunakan.
Pasukan cadangan ini terdiri dari pesawat-pesawat sipil, yang selama ini dimobilisasi sementara untuk kebutuhan dinas militer saat memerlukan pemindahan personel dalam skala besar.
Baca juga: Sepekan di Bawah Taliban, Bank di Afghanistan Tutup dan Harga Sembako Naik 20 Persen
Tahap I armada dapat diaktifkan dalam situasi yang digambarkan sebagai krisis regional kecil.
"Aktivasi saat ini untuk 18 pesawat, masing-masing tiga unit dari American Airlines, Atlas Air, Delta Airlines dan Omni Air, dua dari Hawaiian Airlines, dan empat dari United Airlines. Departemen (Pertahanan) tidak mengantisipasi dampak besar pada penerbangan komersial dari aktivasi ini," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Kendati demikian, pesawat CRAF ini tidak akan terbang ke bandara Kabul secara langsung, melainkan menjemput orang-orang yang dievakuasi dari tempat perlindungan sementara dan pangkalan sementara.
Evakuasi dari Kabul tampaknya akan dilanjutkan dengan bantuan pesawat angkut militer yang berat.
Perlu diketahui, Pentagon mencatat bahwa aktivasi CRAF saat ini menjadi kali ketiga untuk pemanggilan dalam layanan darurat.
Dibuat kembali pada 1950-an, armada ini hanya digunakan dua kali sebelum evakuasi Kabul, yakni selama Perang Teluk dan invasi Irak pada 2003 silam.