Balas Amerika Serikat, China Desak WHO Selidiki Laboratorium AS Sebagai Asal-Usul Covid-19
China membalas tuduhan AS tentang asal-usul Covid-19 dengan mendesak WHO menyelidiki laboratorium AS dan Universitas North Carolina
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Utusan China untuk Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) Chen Xu meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki laboratorium AS untuk mencari asal-usul Covid-19.
Dilansir dari The Straits Times, Chen mengirimkan surat kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (24/8/2021).
“Laboratorium di Fort Detrick dan Univesitas North Carolina di AS yang harus diselidiki secara transparan dan penuh akses, jika sejumlah pihak menganggap bahwa ‘kebocoran lab’ sebagai suatu hipotesis terbuka,” ungkap pernyataan yang diajukan perwakilan China di Jenewa pada Rabu (25/8/2021).
Dalam suratnya, Chen mencatat bahwa tim gabungan WHO-China menemukan bahwa kecil kemungkinan Covid-19 bocor dari Institut Virologi Wuhan (WIV), yang berlokasi di kota tempat virus pertama ditemukan.
Pada hari yang sama, Rabu (25/8/2021), lembaga intelijen Amerika Serikat memberi laporan kepada Presiden AS Joe Biden tentang asal-usul pandemi, apakah berasal dari hewan atau kebocoran pada laboratorium di China.
Baca juga: Biden Terima Laporan Intelijen Mengenai Asal-usul Covid-19
Baca juga: Penyelidik WHO: Pasien Awal Covid-19 Diduga Pekerja Laboratorium di Wuhan
Suratkabar The Washington Post mengutip sejumlah pejabat tentang laporan itu. Disebutkan bahwa para penyelidik belum mencapai dalam menyimpulkan asal-usul virus Corona baru yang menyebabkan pandemi Covid-19.
Pada bulan Mei, Biden memerintahkan badan intelijen AS untuk menyelidiki dan memeriksa berbagai teori tentang bagaimana pandemi dimulai.
Penyelidikan akan menentukan apakah virus menyebar melalui kebocoran di laboratorium China, atau apakah virus itu pertama kali berasal dari hewan sebelum menular ke manusia.
Biden memberi waktu 90 hari kepada intelijen untuk melapor kepadanya, dan waktunya berakhir pada Selasa (24 Agustus).
Lapaoran intelijen AS ini disebutkan akan diungkapka dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga: Beijing Dukung Petisi Usut Lab Fort Detrick AS dan Asal Muasal Virus Corona
Baca juga: Badan Intelijen AS Dilaporkan Meretas Server Cloud Terkait Sampel Virus Laboratorium Wuhan
Beberapa minggu terakhir jelang laporan deadline bagi intelijen AS, China justru mendesak penyelidikan terhadap fasilitas laboratorium di AS.
Juru bicara kementerian luar negeri China dan media pemerintah mendorong teori bahwa virus itu bocor dari pangkalan militer Fort Detrick di Maryland.
Laboratorium ini dikatakan pernah menjadi pusat program senjata biomedis AS dan sekarang menjadi laboratorium yang melakukan penelitian virus.
Pada hari Rabu (25/8/2021), Chen juga meminta WHO untuk menyelidiki laboratorium peneliti virus corona UNC Ralph Baric, yang dikenal melakukan penelitian "gain-of-function" di mana properti baru direkayasa menjadi virus corona.
Prof Baric berpendapat bahwa penelitian semacam itu diperlukan untuk mengembangkan vaksin dan perawatan terhadap virus yang muncul.
Baca juga: Soal Asal-usul Virus Corona, China Tolak Rencana WHO Kembali Selidiki Teori Kebocoran Lab Wuhan
Baca juga: Benarkah Amerika yang Biayai Penelitian Virus Corona di Wuhan?
Desakan penyelidikan terhadap lab AS dan UNC juga disampaikan juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin.
Ia kembali menuduh Washington mempolitisasi penyelidikan tentang asal-usul Covid-19.
“Pemerintah AS menggunakan apa yang disebut penyelidikan ini, bukan untuk menemukan kebenaran tentang asal usul virus corona, ini bukan laporan ilmiah berdasarkan fakta dan metode ilmiah,” katanya, seperti dikutip dari Xinhua.
“AS menyalahkan China dan melalaikan tanggung jawabnya atas kegagalannya untuk memerangi pandemi," ujar Wang.
Wang mengatakan pendirian China dalam penelusuran asal-usul global konsisten dan jelas.
Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan
Baca juga: Lab Wuhan Dilaporkan Memiliki Kandang Ternak Kelelawar untuk Percobaan Virus, Dibuat sebelum Pandemi
“Masalah ini berbasis sains, dan China selalu mendukung dan akan terus berpartisipasi dalam penelusuran asal berbasis sains,” katanya.
Dikatakannya, kesimpulan dan rekomendasi dari laporan studi bersama China-WHO telah diakui oleh komunitas internasional dan komunitas ilmiah, dan harus dihormati dan dilaksanakan.
Ia menegaskan, studi asal-usul global di masa depan harus dan hanya dapat dilakukan atas dasar ini. (Tribunnews.com/TST/Xinhua/Hasanah Samhudi)