Ledakan Bom di Bandara Kabul Diyakini Dilakukan oleh ISIS-K, Biden: Kami akan Buat Kalian Membayar
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji akan membuat kelompok militan ekstremis ISIS membayar dua ledakan bom bunuh diri di dekat bandara Kabul
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji akan membuat kelompok militan ekstremis ISIS membayar dua ledakan bom bunuh diri yang terjadi di dekat bandara Kabul, Afghanistan.
Ledakan itu menewaskan setidaknya 12 personel militer AS, ITV melaporkan.
Setidaknya 90 orang terbunuh dalam serangan hari Kamis (26/8/2021) itu, di mana banyak warga Afghanistan menunggu untuk dievakuasi.
143 warga Afghanistan dan 15 tentara AS dilaporkan terluka.
2 pelaku bom bunuh diri menyerang di Gerbang Biara dan di dekat Hotel Baron, tempat Inggris memproses warga Inggris dan Afghanistan yang memenuhi syarat untuk dievakuasi.
Presiden Joe Biden mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis bahwa serangan itu dilakukan oleh ISIS-K atau ISIS-Khorasan, cabang dari "Negara Islam" atau Islamis State dari provinsi Khorasan.
Baca juga: Apa Itu ISIS-K? Kelompok Militan yang Ancam Keselamatan Warga Afghanistan di Bandara Kabul
Baca juga: AS Sebut Afiliasi ISIS Akan Serang Bandara Kabul Saat Penarikan NATO
Tim intelijen Biden mengatakan bahwa kelompok itu telah merencanakan "serangan kompleks" terhadap pasukan AS dan lainnya - dan mengatakan komandan AS akan menyerang balik.
Presiden menyebut pasukan AS yang kehilangan nyawa mereka sebagai "pahlawan".
Ia berkata: "Hati kami sakit untuk semua keluarga Afghanistan yang kehilangan orang yang mereka cintai, termasuk anak-anak kecil".
"Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan, kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar."
"Bagi mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan, kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar".
"Teroris ISIS ini tidak akan menang," tambahnya.
Ditekan lagi oleh wartawan tentang keputusan AS untuk menarik pasukan dari Afghanistan, presiden mengatakan dia mendukung keputusannya.
"Saya tidak pernah berpandangan bahwa kita harus mengorbankan nyawa orang Amerika untuk mencoba mendirikan pemerintahan yang demokratis di Afghanistan," katanya.
Baca juga: Ledakan di Luar Bandara Kabul Tewaskan 60 Warga Afghanistan dan 13 Tentara AS
Baca juga: Sikap Negara-negara Terhadap Pengungsi Afghanistan: Pakistan Tutup Perbatasan, Turki Bangun Tembok
Sebelumnya pada hari itu Jenderal AS Kenneth F. McKenzie mengatakan diyakini salah satu teroris sedang menjalani pemeriksaan oleh pejabat AS untuk memasuki bandara - ketika penyerang itu meledakkan perangkatnya.
Berbicara saat briefing Pentagon, komandan militer AS mengkonfirmasi serangan itu dilakukan oleh dua pembom bunuh diri yang diyakini sebagai anggota IS.
"Hari ini adalah hari yang berat," kata Jenderal McKenzie kepada media dalam sambutan pembukaannya.
"Orang-orang bersenjata terus menembaki pasukan AS dan kerumunan orang yang telah berkumpul di bandara selama seminggu terakhir - putus asa untuk melarikan diri dari negara itu."
Militer AS mengatakan mereka sedang berkomunikasi dengan Taliban untuk mencegah serangan lebih lanjut.
Sementara seorang juru bicara Taliban mengatakan "kehadiran pasukan asing" lah yang telah mendorong serangan semacam itu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan