Menlu RI Temui Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Hingga Kunjungi Kantor Taliban di Doha
Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Doha, Qatar dengan sejumlah misi terkait
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, DOHA – Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Doha, Qatar dengan sejumlah misi terkait Afghanistan.
Lewat cuitannya di twitter, Menlu RI menyatakan melakukan pertemuan yang baik dengan Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad.
“Di Doha hari ini (26/08), melakukan pertemuan yang baik dengan Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad @ US4AfghanPeace (26/08),” tulis Retno, Jumat (27/8/2021).
Keduanya membahas antara lain isu-isu yang berkaitan dengan evakuasi, keamanan dan masa depan Afghanistan.
Baca juga: Kunjungi Kantor Taliban di Doha, Menlu RI Sampaikan 3 Hal Penting
Retno menyatakan, selain menemui Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, ia juga menyempatkan diri melakukan kunjungan ke kantor Taliban di Doha.
“Di sela-sela kunjungan saya ke Qatar, saya juga bertemu dengan Perwakilan Kantor Politik Taliban di Doha (26/08),” ujarnya.
Beberapa hal penting disampaikan Retno pada Taliban.
Diantaranya mendorong pemerintahan inklusif di Afghanistan, menghormati hak-hak perempuan, serta memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat berkembang biak bagi organisasi dan kegiatan teroris
Baca juga: Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman
“Saya menyampaikan kepada Taliban pentingnya pemerintahan inklusif di Afghanistan, menghormati hak-hak perempuan dan memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat berkembang biak bagi organisasi dan kegiatan teroris,” tulisnya.
Selain itu, Retno juga melakukan pertemuan dengan Wakil PM Qatar dan Menlu Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Doha yang juga membahas banyak masalah yang berkaitan dengan masa depan Afghanistan.
"Saya menegaskan kembali pentingnya pemerintahan yang inklusif; menghormati hak-hak perempuan; dan memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat berkembang biaknya organisasi dan kegiatan teroris," ujarnya.