Taliban Dikabarkan Datangi Satu per Satu Rumah Warga Cari Perempuan untuk Dinikahi
Seperti diungkapkan aktivis sosial Fariha Easer, Taliban masih mencari perempuan atau gadis berusia 15 tahun untuk dinikahi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Taliban dikabarkan melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah, mencari perempuan Afghanistan untuk dinikahi anggotanya.
Namun tak hanya dinikahi, perempuan-perempuan tersebut bahkan diperkosa.
Taliban kembali menguasai Afghanistan, setelah berhasil menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021).
Meski kelompok tersebut telah menjanjikan transisi kekuasaan yang damai dan tanpa pembunuhan balas dendam, kenyataannya kekerasan di sana kian tinggi.
Sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masih kerap terjadi di sana.
Seperti diungkapkan aktivis sosial Fariha Easer, Taliban masih mencari perempuan atau gadis berusia 15 tahun untuk dinikahi.
Baca juga: ISIS-K Lakukan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul dan Musuhi Taliban, Seberapa Berbahaya Mereka?
Fariha, yang sepanjang waktunya memperjuangkan hak perempuan Afghanistan, pencarian Taliban itu dilakukan dari rumah ke rumah.
“Mereka mengatakan bahwa mereka adalah penyelamat, penjaga Islam, dan pembebas dari barat,” tutur Fariha dikutip dari Daily Star.
“Mereka meminta seorang ayah untuk memberikan putrinya untuk dijadikan istri. Mereka mengatakan salah satu Taliban adalah Mullah, dan mereka harus menikahkan mereka,” tambahnya.
Menurut Fariha, perempuan itu dibawa pergi setelah pernikahan. Namun sang ayah kemudian menemukan kenyataan yang memiriskan hati.
“Setelah tiga hari baru diketahui bahwa ia tak hanya dinikahi, tetapi juga diperkosa empat orang lainnya setiap malam,” katanya.
“Sang ayah pun mendatangi Gubernur Distrik dan diberitahu tak ada yang bisa dilakukan. Apa pun yang ingin dilakukan, ia harus melakukannya sendiri,” tambah Fariha.
Fariha mengatakan pria tersebut bersama putrinya berhasil melarikan diri, namun jutaan perempuan dan gadis Afghanistan berada dalam bahaya terkait eksploitasi yang sama.
“Mereka tak berubah, dan tak akan melakukannya. Mereka ditentukan dengan kekerasan, pembunuhan dan terus melanggar HAM,” tuturnya.