Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terapi Koktail Antibodi di Jepang Dapat Diberikan untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan

Terapi koktail antibodi dapat digunakan untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala sakit ringan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Terapi Koktail Antibodi di Jepang Dapat Diberikan untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Koktail antibodi, dapat diberikan secara kondisional bahkan di klinik rawat jalan. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang telah memberi tahu pemerintah daerah bahwa kemungkinan akan melakukan 'terapi koktail antibodi' untuk penderita Covid-19.

Terapi koktail antibodi dapat digunakan untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala sakit ringan.

Syaratnya, hanya di institusi medis yang dapat memberikan perawatan rawat inap darurat ketika kondisinya memburuk.

"Terapi koktail antibodi" disetujui bulan Juli lalu untuk pasien virus coroma dengan penyakit ringan hingga sedang dan hanya diberikan kepada pasien rawat inap, fasilitas akomodasi, dan fasilitas medis sementara yang memenuhi persyaratan tertentu," ungkap sumber Tribunnews.com di Kementerian Kesehatan Jepang, Jumat (27/8/2021).

Hal ini karena gejala seperti anafilaksis telah dilaporkan di luar negeri, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan pada awalnya berhati-hati tentang pemberian di klinik rawat jalan.

Tetapi karena peningkatan pesat dalam jumlah pasien yang menjalani perawatan medis di rumah, maka memutuskan untuk bisa melakukannya.

Baca juga: 1,63 Juta Dosis Vaksin Moderna Dihentikan Sementara Penggunaannya di Jepang

Berita Rekomendasi

"Kami telah memberi tahu pemerintah daerah dengan syarat bahwa itu adalah institusi medis yang dapat memberikan perawatan rawat inap mendesak ketika kondisi pasien memburuk, dan bahwa kemajuannya dapat dikonfirmasi melalui telepon, selama 24 jam setelah pemberian," ungkapnya.

Pada tanggal 25 Agustus, total sekitar 10.000 orang telah diberikan di sekitar 1.400 fasilitas nasional, termasuk Tokyo, Osaka, dan Fukuoka, tetapi tidak ada efek samping serius yang dilaporkan.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan jumlah yang cukup meskipun disetujui untuk pengobatan rawat jalan, tetapi belum mengungkapkan jumlah spesifiknya.

Profesor Keita Morikane dari Yamagata University yang akrab dengan penyakit menular juga merekomendasikan penerima koktail antibodi untuk dirawat di rumah sakit.

"Apabila penerima koktail antibodi dirawat inap, maka bisa dimonitor dengan baik kemajuannya dan dapat mengetahui segera apabila ada perubahan," kata Profesor Keita Morikane.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas