Penonton Lepas Masker, Pertunjukan Live Band Rock Namimonogatari2021 di Aichi Jepang Dikritik
Pertunjukan musik ini dihadiri sekitar 5.000 pengunjung yang sebagian besar melepas masker mereka.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pertunjukan Live Band (Rock) Namimonogatari2021 (NMG2021) berlangsung di Centrair Tokoname-shi, Aichi, Minggu (29/8/2021).
Pertunjukan musik ini dihadiri sekitar 5.000 pengunjung yang sebagian besar melepas masker mereka.
Acara ini belakangan mendapat kritikan dari masyarakat Jepang.
"Anda mengekspos batas basis permintaan. Karena ini mungkin terjadi, Asosiasi Gubernur Nasional dan para ahli telah bekerja pada penegakan undang-undang selama setahun terakhir. Saya sudah minta ke pemerintah dan Diet (parlemen Jepang), tapi pemerintah tidak bergerak mengenai acara tersebut," kata Hideo Higashikokubaru, mantan gubernur Prefektur Miyazaki dan seorang talenta Jepang, Senin (30/8/2021).
Di Prefektur Aichi, tempat acara diadakan, keadaan darurat telah dikeluarkan karena penyebaran infeksi virus corona.
Baca juga: 6 Orang di SMP Chiba Jepang Terpapar Covid-19 Setelah Menonton Paralimpiade Tokyo
Alkohol disajikan di tempat tersebut, dan ada kritik seperti yang ditunjukkan bahwa tindakan terhadap antisipasi penyakit menular tidak baik, dengan kepadatan dan umumnya melepas masker.
Meskipun demikian pihak panitia penyelenggara telah mengingatkan lewat websitenya agar mengikuti protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak dan disinfektan pada tangan.
Jangan datang bagi yang badannya panas, juga ikut dituliskan pada situs penyelenggara.
Namun ternyata dari video dan foto-foto yang beredar saat penyelenggaraan acara di pinggiran pantai Kota Tokoname Prefektur Aichi, banyak pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti melepas masker.
"Karena saya bermain baseball profesional dan J-League dengan kurang dari 5.000 orang. Saya memakai masker dan mengambil jarak sosial dan mengikuti pedoman, tetapi acara di Aichi itu diadakan kenyataan beda. Tokyo Olimpiade Paralimpiade juga melakukan protokol kesehatan ketat. Ada sebenarnya tempat izakaya biasa juga buka," kata Higashikokubar.
Baca juga: Menkes Jepang: 2 Warga Meninggal karena Vaksinasi Covid-19, Bukan karena Zat Asing
"Ketika saya melihat itu, saya pikir itu adalah perasaan relaksasi, atau sesuatu seperti itu. Jika infeksi menyebar, saya ingin semua pusat kesehatan prefektur menyelidiki rute infeksi dan menutup kontak dengan ketat," tambahnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.