Prediksi Kabinet Taliban, Ada Mantan Tahanan Guantanamo, Tampaknya akan Diumumkan dalam Waktu Dekat
Daftar nama yang diprediksi akan masuk dalam kabinet Taliban, satu di antaranya merupakan mantan tahanan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemimpin senior Taliban mengungkapkan pada VOA bahwa kelompok itu sedang dalam tahap akhir mengumumkan kabinet baru yang diharapkan mencakup semua anggota Rahbari Syura, dewan kepemimpinan saat ini.
Pemimpin senior anonim itu mengatakan Komandan tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, mengadakan konsultasi di Kandahar bersama wakilnya, Sirajuddin Haqqani; kepala jaringan Haqqani; Mullah Mohammad Yaqoob; dan putra pendiri Taliban Mullah Omar.
"Saat ini, kepemimpinan Taliban sedang berkonsultasi dengan berbagai kelompok etnis, partai politik, dan anggota Imarah Islam (nama Taliban untuk pemerintah mereka) tentang pembentukan pemerintahan yang harus diterima, baik di dalam maupun luar Afghanistan, juga diakui," jelas pemimpin senior Taliban lainnya, Sher Mohammad Abbas Stanikzai, dalam pidato yang disiarkan televisi, Sabtu (28/8/2021), dikutip dari VOA.
Sementara itu, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan pada VOA bahwa proses pembentukan pemerintahan "hampir selesai".
"Pimpinan telah menugaskan wakil kepala, Sirajuddan Haqqani, dan wakil kepala lainnya, Mullah Mohammad Yaqoob, untuk merampungkan nama-nama kabinet," terangnya.
Baca juga: Taliban Izinkan Wanita Afghanistan Melanjutkan Pendidikan, tapi Larang Keras Kelas Campuran
Baca juga: Taliban Tunjuk Mohammad Idris Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Berikut Profilnya
Persetujuan akhir dari nama-nama yang mengisi kabinet akan disahkan Akhundzada sendiri.
Mujahid mengatakan kabinet bisa beranggotakan lebih dari 26 orang.
Mungkin juga termasuk orang-orang selain anggota dewan kepemimpinan.
Lebih lanjut, Mujahid mengungkapkan berbagi kekuasaan bukanlah prioritas Taliban untuk saat ini.
"Tidak ada kesepakatan dengan pemimpin politik manapun untuk memasukkan mereka ke dalam pemerintahan," katanya.
"Saya ingin memperjelas bahwa ini bukan fokus kami untuk berbagi pemerintahan dengan orang lain," imbuhnya.
Saat ditanya apakah akan ada perempuan dalam kabinet baru Afghanistan, Mujahid menjelaskan hal tersebut menjadi keputusan kepemimpinan.
Mengutip Reuters, ia tidak bisa mengantisipasi apapun keputusan para petinggi.
Disisi lain, Mujahid mengungkapkan para pejabat telah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama, termasuk kementerian kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta bank sentral.