Pejuang Panjshir Menjadi Batu Sandungan Pemerintahan Taliban, Ini Fakta-Faktanya
Kelompok Perlawanan Nasional (NRF) di Panjshir akan menjadi duri dalam daging bagi pemerintahan Taliban di Afghanistan nantinya
Editor: hasanah samhudi
Bom bunuh diri dilakukan kaki tangan Al Qaeda menyamar sebagai wartawan Arab untuk mewawancarainya.
Baca juga: Siapa Pejuang Perlawanan Panjshir? Dipimpin Ahmad Massoud, Menolak Menyerah Meski Dikepung Taliban
Baca juga: Taliban Andalkan Pendanaan dari China Untuk Pulihkan Ekonomi, Dukung Jalur Sutra Baru
Pasukannya tetap utuh dan bermitra dengan AS yang menginvasi Afghanistan dan menjatuhkan pemerintahan Taliban beberapa minggu kemudian.
Bersama mantan panglima perang lainnya, mereka membentuk inti dari pemerintah dan pasukan keamanan yang dipersenjatai dan dilatih AS dan sekutu selama 20 tahun terakhir.
Namun pasukan ini tak mampu membendung serangan Taliban yang merebut sebagian beasar wilayah Afghanistan dalam waktu kurang dari tiga minggu, sebelum AS menarik pasukannya.
2. Dipimpin Ahmad Massoud
Kelompok perlawanan dipimpin oleh Ahmad Massoud dan beberapa pejabat tinggi dari pemerintahan sebelumnya yang lari ke pegunungan.
Mereka termasuk Wakil Presiden Amrullah Saleh, yang mengaku sebagai pemimpin sementara setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
Baca juga: Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada Bakal Jadi Otoritas Tertinggi Afghanistan, Ini Profilnya
Baca juga: Pendiri Taliban Mullah Baradar akan Pimpin Pemerintahan Baru Afghanistan, Berikut Sosoknya
Ahmad Massoud baru berusia 12 tahun ketika ayahnya tewas dalam bom bunuh diri Al Qaeda.
Ia dilatih di Akademi Militer Inggris di Sandhurst dan juga memperoleh gelar master dalam politik internasional dari City University of London.
Penulis buku “Afghan Napoleon: The Life of Ahmad Shah Massoud” menyebut Ahmad Massoud tak memiliki banyak pengalaman tempur.
Ia menyebutnya sebagai “seorang pemuda yang sangat menarik dengan ambisi politik.”
Namun sejumlah penduduk dan kelompok perlawanan Panjshir memilih setia denganya dan siap berperang.
Baca juga: Anis Matta Ungkap 3 Tantangan Taliban dalam Membentuk Pemerintahan Afghanistan
Baca juga: Wanita Afghanistan Dipaksa Menikah Dadakan di Luar Bandara Kabul Agar Bisa Melarikan Diri
“Saya menulis dari Lembah Panjshir hari ini, siap untuk mengikuti jejak ayah saya, dengan para pejuang mujahidin yang siap untuk sekali lagi menghadapi Taliban,” tulis Massoud dalam sebuah opini untuk Washington Post, tak lama setelah Taliban menguasai Kabul pertengahan bulan lalu.
“Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya, karena kami tahu hari ini mungkin akan datang,” katanya.