Pejuang Panjshir Menjadi Batu Sandungan Pemerintahan Taliban, Ini Fakta-Faktanya
Kelompok Perlawanan Nasional (NRF) di Panjshir akan menjadi duri dalam daging bagi pemerintahan Taliban di Afghanistan nantinya
Editor: hasanah samhudi
Kelompok Perlawanan Nasional (NRF)
Lembah Panjshir di Afghanistan timur telah menjadi rumah Front Perlawanan Nasional (NRF).
Ini adalah kelompok multi-etnis yang terdiri dari milisi dan mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan dan jumlahnya dilaporkan ribuan.
NRF telah bergabung dengan mantan wakil presiden Amrullah Saleh, tetapi pemimpinnya adalah Ahmad Massoud.
Baca juga: Taliban Larang Guru Pria Mengajari Murid Perempuan
Baca juga: Afghanistan: Cerita orang-orang yang gagal melarikan diri dari Taliban
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Massoud memperingatkan mujahiddin tidak berubah.
Kelompok perlawanan percaya bahwa demokrasi, hak, dan kebebasan semua warga negara tanpa memandang ras dan jenis kelamin harus dipertahankan.
Tak Pernah Tertaklukan
Panjshir adalah salah satu provinsi terkecil di Afghanistan.
Posisinya tersembunyi di balik puncak gunung setinggi 3.000 meter di atas Sungai Panjshir.
Baca juga: Militer AS Telah Tinggalkan Afghanistan, Bagaimana Nasib Warga yang Tertinggal?
Baca juga: Resolusi PBB: Taliban Harus Bolehkan Warga Tinggalkan Afghanistan, Rusia dan China Abstain
Lembah Panjshir terletak di Hindu Kush ini hanya ada satu pintu masuk yang sempit.
Pada tahun-tahun yang damai, orang-orang berbondong-bondong ke lembah, tertarik oleh pemandangan yang menakjubkan.
Ini adalah rumah bagi150.000-200.00 orang, dengan kelompok terbesar adalah etnis Tajik. Penduduk lembah telah mengembangkan reputasi keberanian berkat melawan orang luar.
Lembah ini dikenal dengan permata dan pertambangannya, yang banyak dieksplorasi beberapa tahun terakhir.
Dalam dua dekade terakhir, bendungan pembangkit listrik tenaga air dan ladang angin telah dibangun, serta jalan dan menara radio.
Baca juga: Di Balik Penarikan Pasukan AS: Taliban Kawal Warga AS ke Gerbang Rahasia Bandara Kabul
Baca juga: Sehari Setelah Ledakan Bom, Warga Masih Nekat Menuggu di Luar Bandara Kabul Minta Dievakuasi