Studi di Amerika: Vaksin Moderna Hasilkan Antibodi Lebih Banyak Daripada Vaksin Pfizer-BioNTech
Hasil studi di Amerika menunjukkan vaksin Moderna menghasilkan antibodi lebih banyak dari vaksin Pfizer-BioNTech, terutama pada orang dewasa
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan vaksin Moderna tampaknya menghasilkan respon kekebalan yang lebih kuat daripada vaksin Pfizer-BioNTech, yang memiliki formulasi serupa.
Hasil penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open pada Kamis (2/9/2021) itu menunjukkan temuan itu terutama berlaku pada orang dewasa berusia di atas 50 tahun, berdasarkan tingkat antibody atau sel kekebalan yang melawan virus.
Juga disebutkan bahwa orang dewasa yang lebih tua akan menghasilkan lebih sedikit antibodi setelah disuntuk satu dosis ketimbang mereka yang berusia 32 hingga 49 tahun.
Namun para peneliti mengatakan perlunya melihat apakah respon kekebalan ini berarti meningkatnya perlindungan dari penularan Covid-19 dan tingkat keparahannya.
“Studi kami menunjukkan bahwa vaksin Moderna memunculkan tingkat antibodi pengikat yang lebih tinggi daripada vaksin dari Pfizer-BioNTech,” tulis co-author penelitian Dr Jeffrey Wilson dalam emailnya ke UPI.
Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna, Ini Efek Samping dan Cara Menanganinya
Baca juga: Pfizer Kembangkan Vaksin Khusus yang Targetkan Atasi Covid-19 Varian Delta
"Dalam penelitian kami, perbedaan tingkat antibodi antara kedua vaksin paling menonjol pada subjek yang relatif lebih tua," kata Wilson, asisten profesor alergi dan imunologi di University of Virginia di Charlottesville.
Sebuah studi yang diterbitkan JAMA pada Senin (30/8/2021) lalu menemukan bahwa vaksin Moderna mendorong sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi dua kali lebih banyak daripada vaksin Pfizer-BioNTech.
Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa kedua vaksin itu 90 persen lebih efektif melawan jenis awal virus Corona.
Juga dikatakan bahwa kedua vaksin itu mungkin memberikan perlindungan hingga 70 persen terhadap varian Delta, yang kini dominan di seluruh Amerika Serikat.
Untuk penelitian ini, Wilson dan rekan-rekannya membandingkan tingkat antibodi pada 167 orang dewasa berusia 32 hingga 57 tahun, yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Moderna atau Pfizer-BioNTech.
Baca juga: Jubir Vaksinasi Covid-19: Respons Tiap Orang pada Vaksin Moderna Itu Beda-Beda
Baca juga: Penelitian: Vaksin Moderna Tunjukkan Hasil yang Lebih Baik daripada Pfizer untuk Lawan Varian Delta
Enam puluh tiga peserta penelitian berusia 50 tahun atau lebih dan 120 di antaranya adalah wanita.
Para peneliti mengatakan, di antara peserta penelitian, enam telah terinfeksi Covid-19 sebelum vaksinasi.
Sebelum menerima dosis kedua, peserta yang divaksinasi dengan vaksin Moderna memiliki antibodi terhadap virus corona tiga kali lebih banyak daripada yang diberi vaksin Pfizer-BioNTech.
Setelah dosis kedua, tingkat antibodi sekitar 50 persen lebih tinggi pada mereka yang diberi vaksin Moderna dibandingkan dengan mereka yang menerima Pfizer-BioNTech.
Pada mereka yang berusia lebih dari 50 tahun, tingkat antibodi hampir tujuh kali lebih tinggi setelah dosis pertama vaksin Moderna dibandingkan dengan suntikan Pfizer-BioNTech.
Baca juga: Efikasi Vaksin Covid-19 Selama 6 Bulan: Moderna Capai 93 Persen, Pfizer Turun Jadi 84 Persen
Baca juga: Moderna Klaim Booster Vaksin Covid-19 Bisa Melawan Varian Delta
Setelah dosis kedua, mereka yang diberi suntikan Moderna memiliki tingkat antibodi 60 persen lebih tinggi daripada mereka yang menerima Pfizer-BioNTech.
Hasil temuan juga menunjukkan, orang dewasa yang lebih muda yang diberi vaksin Pfizer-BioNTech memiliki antibodi lima kali lebih banyak setelah dosis pertama dibandingkan mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
"Studi kami mewakili sebagian kecil dari teka-teki, dan harus diakui bahwa antibodi, terutama antibodi yang mengikat, hanya mewakili satu bagian dari respon imun terhadap virus," kata Wilson.
"Didasarkan dari populasi, Pfizer-BioNTech dan Moderna keduanya terbukti sangat efektif dalam melindungi dari Covid-19 [dan mereka] mewakili jalan keluar teraman dan tercepat kita dari pandemi ini," katanya. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)