Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Menyerang Kelompok Perlawanan di Lembah Panjshir Setelah Perundingan Gagal

Pertempuran antar warga Afghanistan terjadi saat pasukan Taliban menyerang kelompok perlawanan di Lembah Panjshir setelah perundingan gagal

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Taliban Menyerang Kelompok Perlawanan di Lembah Panjshir Setelah Perundingan Gagal
AFP
Kelompok perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban terlibat dalam Latihan militer di daerah Malimah di Distrik Dara di Provinsi Panjshir pada Kamis (2/9/2021). 

"Setelah negosiasi gagal dan serangan Taliban terakhir, diputuskan bahwa negosiasi selesai dan pertempuran melawan Taliban akan berlangsung di Panjshir dan wilayah lain di Afghanistan," kata Front Perlawanan Nasional dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Rayakan Penarikan Pasukan AS di Bandara Kabul, Taliban Sebut Afghanistan Negara Bebas dan Berdaulat

Baca juga: Taliban Janji Atasi ISIS, Berharap Serangan Berhenti Ketika AS Keluar dari Afghanistan

Menurut Front, Taliban menawarkan satu atau dua kursi di pemerintahan yang mereka coba bentuk, tetapi perlawanan menolak tawaran itu.

Taliban memberlakukan bentuk radikal syariah, atau hukum Islam, ketika memerintah dari 1996-2001.

Namun kali ini, Taliban mencoba menampilkan wajah yang lebih moderat.

Taliban berjanji melindungi hak asasi manusia dan tidak akan melakukan balas dendam terhadap musuh lama.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan lain-lain meragukan jaminan tersebut, mengatakan pengakuan formal pemerintah baru,  dan bantuan ekonomi yang akan mengalir dari itu, bergantung pada tindakan.

Baca juga: Taliban: Amerika Telah Kalah, Kami Ingin Berhubungan Baik dengan Seluruh Dunia

Baca juga: Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada Bakal Jadi Otoritas Tertinggi Afghanistan, Ini Profilnya

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan pada hari Kamis bahwa Jerman siap untuk melanjutkan kehadiran diplomatik di Kabul jika Taliban memenuhi persyaratan tertentu.

Berita Rekomendasi

"Kami ingin melihat pemerintah yang inklusif (di Kabul), penghormatan terhadap hak asasi manusia dan perempuan yang mendasar,” katanya.

Ia menegaskan, “Afghanistan tidak boleh lagi menjadi tempat berkembang biak bagi terorisme internasional."

Begitupun dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, yang mengatakan kepada surat kabar Le Figaro bahwa Paris belum melihat sinyal positif bahwa kelompok itu telah berubah.

Sebuah sumber yang mengetahui langsung langkah tersebut mengatakan para diplomat Afghanistan telah diminta untuk tinggal di pos luar negeri untuk sementara waktu dengan alasan belum terlihat perubahan pada Taliban. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas