WHO: Ratusan Pusat Kesehatan di Afghanistan Terancam Ditutup
Ratusan fasilitas medis di Afghanistan terancam ditutup karena donor dari negara Barat yang selama ini membiayai mereka kini dilarang.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Ratusan fasilitas medis di Afghanistan terancam ditutup karena donor dari negara Barat yang selama ini membiayai mereka kini dilarang berurusan dengan pemerintahan baru Taliban.
Pernyataan ini disampaikan seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin kemarin.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (7/9/2021), Direktur Darurat Nasional WHO, Rick Brennan mengatakan sekitar 90 persen dari 2.300 fasilitas kesehatan di negara itu mungkin harus ditutup segera pada pekan ini.
Ia menjelaskan, banyak donor Barat memiliki peraturan yang mencegah mereka berurusan dengan kelompok militan itu.
Kendati demikian, Brennan tidak menjelaskan rincian lebih lanjut terkait aturan tersebut.
Baca juga: Bantah Klaim Taliban, Ahmad Massoud Mengajak Pemberontakan di Seluruh Afghanistan
"Kami akan menghentikan operasi di sebagian besar (fasilitas kesehatan). Diperkirakan hingga 90 persen mungkin akan berhenti berfungsi pada akhir pekan ini dan penghentian ini tentunya akan berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit dan kematian," kata Brennan.
Namun, WHO berusaha mengisi kesenjangan itu dengan menyediakan pasokan, peralatan, serta bantuan pembiayaan ke 500 pusat kesehatan di sana.
Lembaga tersebut juga bekerja sama dengan Qatar untuk pengiriman tim medis yang akan datang menggunakan pesawat.
Baca juga: Perlawanan Afghanistan: Pakistan Bantu Taliban di Panjshir, Beri Dukungan Udara
"Kami berharap dua hingga tiga muatan pesawat diterbangkan dari pemerintah Qatar ke Kabul (ibu kota Afghanistan) mungkin dalam pekan depan atau setelah itu," jelas Brennan.
Pengiriman bantuan berikutnya akan mencakup alat tes virus corona atau Covid-19 dan persediaan untuk mengobati penyakit kronis.
Perlu diketahui, bersama dengan lembaga bantuan lainnya, WHO telah berjuang untuk membawa pasokan medis termasuk peralatan untuk pengobatan akibat trauma, karena kekacauan yang sempat terjadi di bandara Kabul beberapa waktu lalu.
"Pasokan medis pun terus diterbangkan melalui kota utara Mazar-i-Sharif dan WHO juga tengah menjajaki opsi jalur darat melalui penggunaan truk dari Pakistan," kata Brennan.
Amerika Belum Akui Pemerintahan Taliban