Ilmuwan Internasional: Booster Vaksin Covid-19 Tidak Dibutuhkan Masyarakat Luas
Sejumlah ilmuwan internasional menyimpulkan booster vaksin Covid-19 tidak dibutuhkan masyarakat umum, sekalipun menghadapi varian Delta
Editor: hasanah samhudi
Penulis artikel Lancet termasuk ilmuwan top WHO Soumya Swaminathan, Ana-Maria Henao-Restrepo dan Mike Ryan.
Baca juga: Survei: Efek Samping Dosis Booster Vaksin Pfizer Mirip Dosis Kedua
Baca juga: Menkes: Tahun Depan Beli Vaksin Booster Covid-19 di Apotek Layaknya Beli Obat
Beberapa negara telah mulai menawarkan dosis tambahan karena kekhawatiran tentang varian Delta yang jauh lebih menular.
Sikap ini menyebabkan WHO menyerukan moratorium vaksin ketiga di tengah kekhawatiran tentang pasokan vaksin ke negara-negara miskin, di mana jutaan orang belum menerima suntikan pertama mereka.
“Pasokan vaksin saat ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa jika digunakan pada populasi yang sebelumnya tidak divaksinasi,” tulis para penulis.
Negara-negara seperti Prancis telah mulai mendistribusikan suntikan ketiga kepada orang tua dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Sementara Israel telah melangkah lebih jauh, dengan menawarkan anak-anak berusia 12 tahun ke atas dosis ketiga lima bulan setelah menerima suntikan kedua.
Baca juga: Epidemiolog: Booster Vaksin Diperlukan Mengantisipasi Penyebaran Varian Mu
Baca juga: Joe Biden Minta Semua Orang Dewasa AS yang Divaksinasi Penuh Dapatkan Booster
Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah meminta negara-negara untuk menghindari memberikan suntikan Covid-19 tambahan hingga akhir tahun.
WHO mendesak semua negara untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi mereka pada akhir bulan ini, dan setidaknya 40 persen pada akhir tahun ini. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)