Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

November Kasus Covid-19 di Tokyo Diprediksi Naik Lagi Jika PSBB Dihentikan Akhir September 2021

Kasus akan meningkat lagi pada November dan Desember mendatang karena beberapa varian seperti Alfa yang memiliki karakter lain dan ganas.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in November Kasus Covid-19 di Tokyo Diprediksi Naik Lagi Jika PSBB Dihentikan Akhir September 2021
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Associate Profesor Taisuke Nakata dari Universitas Tokyo, memprediksi November 2021 jumlah kasus Covid-19 naik lagi jadi 5.000 orang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Associate Profesor Taisuke Nakata dari Universitas Tokyo memprediksi jika deklarasi darurat Covid-19 (PSBB) dihentikan 30 September 2021, maka jumlah kasus Covid-19 akan naik lagi menjadi sekitar 5.000 orang per hari di Tokyo pada November mendatang.

Dan pertengahan Desember akan mencapai sekitar 14.000 orang.

"PSBB akan dihentikan tanggal 30 September 2021 karena jumlah kasus Covid-19 diperkirakan sudah melandai," papar Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Norihisa Tamura (56).

"Namun ini bukan situasi yang sudah aman. Kita tetap harus merespons dengan rasa krisis," tambahnya.

Prediksi Nakata dibenarkan oleh Profesor Hiroyuki Moriuchi (60), Ahli Penyakit Menular Anak dari Universitas Nagasaki.

"Saat ini memang sudah 80 persen lebih vaksinasi diberikan kepada lansia sampai dosis dua dan umum sekitar 60 persen. Namun bukan berarti tidak bisa terinfeksi virus corona," papar Moriuchi, Kamis (16/9/2021) pagi di TV Asahi.

BERITA REKOMENDASI

Itulah sebabnya kasus akan meningkat lagi pada November dan Desember mendatang karena beberapa varian seperti Alfa yang memiliki karakter lain dan ganas tetap merajalela di Jepang.

"Oleh karena itu diharapkan masyarakat tetap melakukan pedoman protokol kesehatan meskipun PSBB sudah dihapuskan nanti. Demikian pula yang belum divaksinasi segera divaksinasi dan hal ketiga adalah ketersediaan obat anti corona yang bisa dengan mudah diperoleh masyarakat nantinya," paparnya.

Tingkat efektif dan efisiensi vaksin yang memang tidak seratus persen menjadi satu kelemahan.

"Itulah sebabnya harus dua dan tiga kali divaksinasi. Belum lagi pemunculan berbagai varian baru menekan tingkat efektivitas vaksin yang ada," ujar dia.

Baca juga: Jepang Terbitkan Peringatan Ancaman Teror di Indonesia, BNPT: Kita Bisa Memaklumi

Untuk kalangan muda yang tingkat vaksinasi masih rendah di Jepang sekitar 20 persen diharapkannya segera melakukan vaksinasi.


Berdasarkan survei beberapa media belakangan ini diperkirakan sekitar 10 persen anak muda di Jepang tidak mau divaksinasi dan sekitar 20 persen masih terus "wait and see".

"Semakin tinggi tingkat vaksinasi penduduk Jepang semakin rendah penyebaran infeksi dan semakin rendah pula jumlah yang sakit berat di Jepang," ungkapnya.

Meskipun demikian Moriuchi tetap mengharapkan masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas