Jepang Subsidi 1 Miliar Yen Per Tahun untuk Merawat 5 Fasilitas Olahraga Pasca Olimpiade Tokyo
Tempat balapan speed boat Umi no Mori yang setiap tahun diperkirakan akan merugi 160 juta yen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tiap tahun Pemda Tokyo dan pemerintah pusat harus menombok sedikitnya satu miliar yen untuk merawat lima fasilitas olahraga yang selesai dipakai saat Olimpiade/Paralimpiade lalu di Tokyo Jepang.
"Dari enam fasilitas olahraga hanya Ariake Arena yang masih bisa menguntungkan 360 juta yen per tahun. Lainnya harus disubsidi oleh Pemda Tokyo dan atau pemerintah pusat hingga total sedikitnya 1 miliar yen," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (18/9/2021).
Tempat balapan speed boat Umi no Mori misalnya, yang setiap tahun diperkirakan akan merugi 160 juta yen (hasil penerimaan dikurangi biata perawatan dan sebagainya).
Kemudian Aquatics Center yang akan merugi sekitar 640 juta yen setahun.
Lalu Canoe Slalom Center yang akan merugi 190 juta yen setahun.
Demikian pula stadiun olahraha Hockey Ooi yang akan merugi 90 juta yen setahun.
Dan terakhir adalah Taman Yumenoshima untuk area olahraga memanah akan merugi 10 juta yen setahun.
"Pemda Tokyo harus diskusi dengan pemerintah pusat, mungkin bagi-bagi bayarnya, atau bagaimana, belum ada keputusan keduanya. Semua itu kan uang pajak, jadi sayang sekali setahun satu miliar yen akan terbuang percuma nantinya," tambahnya.
Baca juga: Jeblok di Olimpiade, Jonathan Christie Rupanya Positif Covid-19 Seminggu Sebelum Berangkat ke Tokyo
Kerugian itu masih belum ditambah dengan kerugian bagi para nelayan setempat misalnya di lokasi Umi no Mori yang dulunya banyak dipanen para nelayan berbagai binatang laut termasuk berbagai kerang-kerangan.
"Akibat pembersihan di lokasi, jumlah panen kerang semakin berkurang," ungkap seorang nelayan kerang setempat.
Dulunya kalangan nelayan menentang penggunaan itu sebagai tempat olahraga Speedboat.
Namun sudah diputuskan pemerintah dan kini kembali lagi kepada kehidupan normal, para nelayan mulai bingung karena jumlah kerang semakin sulit diperoleh.
"Artinya, kerusakan lingkungan telah terjadi dan butuh waktu lama lagi untuk memulihkan munculnya kerang-kerang baik di sana. Artinya penghasilan nelayan akan sangat berkurang di masa mendatang," papar nelayan.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.