Demi Keamanan, Taliban akan Berlakukan Lagi Hukuman Potong Tangan: Tidak Ada yang Berani Melanggar
Taliban akan kembali memberlakukan lagi hukuman potong tangan demi keamanan Afghanistan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
Turabi menambahkan, kabinet sedang mempelajari apakah akan melakukan hukuman tersebut di depan umum dan tengah "mengembangkan kebijakan".
Baca juga: 1 Bulan Taliban Berkuasa, Tak Terdengar Lagi Suara Musik di Afghanistan
Baca juga: Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB Akan Desak Pemerintahan Taliban Lebih Inklusif
Ia juga mengatakan kali ini hakim - termasuk wanita - akan ikut mengadili kasus.
Namun, tetap dasar hukum Afghanistan adalah Alquran.
Lebih lanjut, Turabi menuturkan sistem peradilan baru Afghanistan akan mencerminkan tatanan Taliban sebelumnya, tetapi dengan beberapa "perubahan".
"Perbuatan kami akan menunjukkan kami tidak seperti orang Ameirka yang mengaku mereka membela hak asasi manusia, tapi melakukan kejahatan mengerikan."
"Tidak akan lagi penyiksaan dan tidak ada lagi kelaparan," bebernya, sambil menjelaskan staf penjara baru akan mencakup anggota pemerintahan lama dan mujahidin Taliban.
"Kami mempunyai konstitusi, tapi kami akan memperkenalkan perubahan. Berdasarkan perubahan itu, kami akan merevisi hukum perdata dan pidana, serta aturan untuk warga sipil."
"Akan ada lebih sedikit tahanan karena kami mengikuti aturan Islam, aturan yang manusiawi," lanjutnya.
Turabi menegaskan, hukuman lama Taliban yang kembali diperlakukan akan membawa perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.
"Kami akan membawa perdamaian dan stabilitas. Begitu kami memperkenalkan aturan kami, tidak ada yang berani melanggarnya," tegasnya.
Baca juga: POPULER Internasional: Taliban Minta Diizinkan Pidato di Sidang Umum PBB | Gempa Bumi di Melbourne
Baca juga: Taliban Surati Sekjen PBB, Minta Perwakilannya Diizinkan Berpidato di Sidang Majelis Umum
Sudah Berubah
Kendati akan kembali menerapkan hukuman eksekusi dan potong tangan, Turabi mengungkapkan Taliban telah berubah dibanding dulu.
Diketahui, dalam beberapa hari terakhir di Kabul, para pejuang Taliban telah memulai kembali hukuman yang biasa mereka gunakan di masa lalu - mempermalukan orang-orang yang dituduh melakukan pencurian kecil di depan umum.
Masih mengutip AlJazeera, setidaknya dua kali dalam seminggu terakhir, pria Kabul dijejalkan ke bagian belakang truk pick-up, tangan diikat, dan diarak berkeliling untuk mempermalukan mereka.