Afghanistan Disebut akan Kehilangan Aliran Listrik Bila Tak Segera Bayar Tagihan
Mantan pejabat menyebut Afghanistan berpotensi kehilangan aliran listik bila tidak membayar tagihan kepada negara-negara pemasok listrik
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Jika Afghanistan tidak segera membayar tagihan listriknya, maka negara itu mungkin tak akan dialiri listrik pada musim dingin mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa mantan pejabat perusahaan listrik Afghanistan, De Afghanistan Breshna Sherkat (DABS), yang dikutip The Wall Street Journal.
The Wall Street Journal mengutip pernyataan mantan kepala DABAS, Daoud Noorzai.
Noorzai mengatakan bahwa Afghanistan saat ini mengalami hari-hari terburuknya.
Ia menyebut beberapa provinsi termasuk ibu kota Afghanistan akan menjadi gelap jika listrik padam.
Baca juga: Taliban makin kuat di Afghanistan sejak bersepakat dengan AS, Pentagon mengakui
Baca juga: China Kirimkan Bantuan Kemanusiaan untuk Rakyat Afghanistan
"Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul. Akan ada pemadaman listrik dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal listrik dan telekomunikasi," kata Noorzai, yang tetap berhubungan dekat dengan manajemen DABS yang tersisa.
"Ini akan menjadi situasi yang sangat berbahaya."
Impor listrik dari Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan menyumbang setengah dari konsumsi listrik Afghanistan secara nasional.
Sedangkan Iran menyediakan pasokan tambahan ke bagian barat negara itu.
Dibutuhkan biaya $300 juta per tahun untuk impor listrik dari keempat negara tersebut, menurut The Khaama Press News Agency.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Khaama, DABS berutang kepada supplier negara-negara Asia Tengah itu hingga $ 90 juta yang tidak dibayar selama berbulan-bulan.
Baca juga: Kemampuan Taliban untuk Kuasai Afghanistan di Luar Prediksi Amerika Serikat
Baca juga: Akun Facebook Eks Presiden Afghanistan Diretas, Postingan Pesannya Dukung Taliban
Afghanistan hampir tidak memiliki jaringan listrik nasional.
Produksi dalam negeri, yang sebagian besar dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air, terganggu akibat kekeringan tahun ini.
Bahkan Kabul hampir sepenuhnya bergantung pada listrik impor dari Asia Tengah.