Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Australia akan Beli 300.000 Obat Covid-19 dari Merck, Berharap Dapat Hidup Berdampingan dengan Virus

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan Australia akan membeli 300.000 paket obat antivirus eksperimental Merck, Molnupiravir.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Australia akan Beli 300.000 Obat Covid-19 dari Merck, Berharap Dapat Hidup Berdampingan dengan Virus
Handout / Merck & Co,Inc. / AFP | Kena Betancur / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP
Molnupiravir | Papan nama gedung perusahaan Merck 

Dikepung varian Delta, Australia masih memiliki jumlah virus corona yang relatif rendah, dengan sekitar 115.800 kasus.

Baca juga: Fauci Puji Merck Obat Covid-19 yang Diklaim Bisa Turunkan Separuh Angka Kematian Di AS

Baca juga: Pil Antivirus Covid-19 dari Merck Disebut dapat Mengurangi Risiko Keparahan dan Kematian

Total kematian mencapai 1.357, dengan tingkat kematian dari varian Delta saat ini lebih rendah daripada tahun lalu karena vaksinasi yang lebih tinggi di antara populasi yang rentan.

Negara-negara Pemesan Merck

Pemerintah Thailand dikabarkan akan membeli 200.000 paket obat Molnupiravir, menjadi negara Asia terbaru yang berebut pasokan obat setelah tertinggal dari negara-negara Barat untuk vaksin.

Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Somsak Akksilp, direktur jenderal Departemen Layanan Medis.

Somsak mengatakan bahwa Thailand saat ini sedang mengerjakan perjanjian pembelian Molnupiravir.

"Kami sekarang sedang mengerjakan perjanjian pembelian dengan Merck yang diharapkan selesai minggu ini, kami telah memesan 200.000 kursus sebelumnya," kata Somsak.

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan obat bisa tiba segera setelah Desember, meskipun kesepakatan itu tetap akan menunggu persetujuan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat dan regulator Thailand.

Lebih lanjut, Korea Selatan, Malaysia dan Taiwan mengatakan mereka juga sedang dalam pembicaraan untuk membeli Molnupiravir.

Sementara Filipina, yang menjalankan uji coba Molnupiravir, mengatakan pihaknya berharap penelitian domestiknya akan memungkinkan akses ke pengobatan tersebut.

Negara-negara itu menolak untuk memberikan rincian tentang negosiasi pembelian.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 RI Tembus 2 Juta Suntikan dalam Sehari

Baca juga: Studi: Vaksin Covid-19 Pfizer Mencegah Keparahan Setidaknya Selama 6 Bulan

Pemesanan obat yang terkesan terburu-buru tersebut muncul setelah data dari uji klinis sementara yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan itu dapat mengurangi sekitar 50 persen kemungkinan rawat inap atau kematian untuk pasien yang berisiko penyakit parah dari Covid-19.

Molnupiravir, yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

Banyak negara Asia ingin mengunci pasokan lebih awal setelah mereka dilanda keterbatasan pasokan dalam peluncuran vaksin mereka tahun ini, menempatkan mereka di belakang negara-negara kaya yang membeli ratusan juta dosis.

Baca artikel lain seputar Virus Corona

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas