Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Laporan Investigasi Pandora Papers | Afghanistan Terancam Gelap Gulita

Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya kemunculan Pandora Papers, laporan investigasi yang mengungkap harta kekayaan pesohor dunia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in POPULER Internasional: Laporan Investigasi Pandora Papers | Afghanistan Terancam Gelap Gulita
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya kemunculan Pandora Papers, laporan investigasi yang mengungkap harta kekayaan pesohor dunia 

4. Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan karena Taliban Tak Bayar Listrik

Ibu kota Afghanistan, Kabul, terancam gelap gulita akibat pemadaman listrik.

The Wall Street Journal melaporkan pasokan listrik di kota itu menipis dan berisiko karena pemerintah Taliban berhenti membayar perusahaan asing yang memasok sebagian besar listrik di Kabul.

Tak hanya di Kabul, kegelapan juga mengancam seluruh wilayah Afghanistan.

"Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul," kata Daud Noorzai, mantan kepala eksekutif perusahaan listrik Afghanistan, kepada surat kabar itu, dikutip dari Business Insider.

"Akan ada pemadaman (listrik) dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal kekuasaan dan telekomunikasi."

Warga Afghanistan menunggu untuk menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul pada Kamis (19/8/2021)setelah Taliban mengambil alih Afghanistan.
Warga Afghanistan menunggu untuk menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul pada Kamis (19/8/2021)setelah Taliban mengambil alih Afghanistan. (AFP)

Baca juga: Rebutan Kekuasaan, Taliban Kini Mulai Berkonflik dengan ISIS-K

Baca juga: Taliban Diduga Bunuh 13 Orang dari Etnis Hazara dalam Baku Tembak di Afghanistan

"Ini akan menjadi situasi yang sangat berbahaya," imbuhnya.

BERITA REKOMENDASI

Sekitar 70 persen dari pasokan listrik Afghanistan berasal dari luar negeri, menurut Pusat Kebijakan Kaspia (think tank yang berbasis di Wasinghton DC).

Saat Taliban menguasai negara itu pada Agustus, mereka mengambil alih atas kekuasan Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS), perusahaan listrik negara, dan otomatis mewarisi utang-utangnya.

DABS membutuhkan sekitar $90 juta untuk membayar utang-utangnya.

Hal ini diungkapkan chief operating officer DABS, Safiullah Ahmadzai.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas