Amerika Serikat Diam-diam Latih Pasukan Taiwan, Terjadi Sejak Donald Trump Menjabat
Sebuah laporan mengungkap bahwa pasukan operasi khusus dan marinir AS diam-diam melatih pasukan Taiwan sejak 2020.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan mengungkap bahwa pasukan operasi khusus AS dan marinir diam-diam melatih pasukan Taiwan sejak 2020.
Dalam laporan Wall Street Journal pada Kamis (7/10/2021), dikatakan sekitar dua lusin militer pasukan khusus AS dan sejumlah marinir saat ini tengah melatih pasukan Taiwan.
Para pelatih ini pertama kali dikirim ke Taiwan saat pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.
Namun kehadiran militer AS di Taiwan itu belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Mengutip Al Jazeera, Reuters melaporkan dua sumber yang mengetahui soal ini mengatakan para pelatih digilir kedatangannya ke Taiwan.
Baca juga: Indonesia Tekuk Taiwan, Operan Sampai 600-an, Peringkat FIFA Naik, Putus Tren Tak Pernah Menang
Baca juga: Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping Bertemu Secara Virtual Sebelum Akhir Tahun
Sumber yang bicara dengan syarat anonim ini menolak mengatakan dengan pasti berapa lama pelatihan telah berlangsung.
Namun mengisyaratkan bahwa pelatihan dimulai sebelum Presiden AS Joe Biden mulai menjabat pada Januari lalu.
Dilansir The Guardian, para pelatih ini bergiliran masuk dan keluar dari Taiwan sehingga tidak tinggal secara permanen.
Kementerian Pertahanan Taiwan menolak mengomentari laporan WSJ.
Namun pihaknya mengatakan "semua pertukaran militer dilakukan sesuai dengan rencana tahunan".
Sementara itu Pentagon tidak mengonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut.
Juru bicara John Supple mengatakan dukungan AS untuk militer Taiwan diukur dari kebutuhan pertahanannya.
"Dukungan kami dan hubungan pertahanan dengan Taiwan tetap selaras melawan ancaman saat ini yang ditimbulkan oleh Republik Rakyat China," kata Supple dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendesak Beijing untuk menghormati komitmennya terhadap resolusi damai perbedaan lintas-Selat."
Laporan ini muncul untuk mengonfirmasi artikel di media Taiwan pada November lalu, yang mengutip Komando Angkatan Laut Taiwan, bahwa pasukan AS tiba di sana untuk melatih marinir Taiwan dan pasukan khusus dalam operasi kapal kecil dan amfibi.
Laporan tersebut kemudian dibantah oleh pejabat AS dan Taiwan, yang menekankan bahwa kedua pihak terlibat dalam pertukaran dan kerja sama militer bilateral.
Laporan soal kehadiran militer AS di Taiwan muncul setelah serangkaian sinyal eskalasi di Indo-Pasifik.
China menerbangkan hampir 150 pesawat militer, termasuk pembom dan jet tempur, ke zona pertahanan udara Taiwan selama empat hari pertama bulan Oktober.
Lalu pada Rabu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping tentang Taiwan.
China Berpotensi Melakukan Invasi Penuh ke Taiwan pada Tahun 2025
Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, mengatakan bahwa China akan mampu melakukan invasi skala penuh ke Taiwan pada tahun 2025.
Dilansir The Guardian, Chiu juga menggambarkan ketegangan China-Taiwan yang terjadi belakangan ini adalah yang terburuk dalam 40 tahun terakhir.
Kepada China Times, Chiu menilai China mampu jika melakukan invasi saat ini.
Namun, negara itu akan sepenuhnya siap melakukan invasi penuh dalam tiga tahun ke depan.
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Asal China Zifivax, Efikasi 81,71 Persen
Baca juga: Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping Bertemu Secara Virtual Sebelum Akhir Tahun
"Pada tahun 2025, China akan membawa biaya dan pengurangan ke titik terendah."
"(China) memiliki kapasitas sekarang, tetapi tidak akan memulai perang dengan mudah, harus mempertimbangkan banyak hal lain," katanya pada Rabu (6/10/2021).
Beijing telah mengirim sekitar 150 pesawat tempur ke zona pertahanan udara Taiwan selama 4 hari mulai Jumat lalu.
Ini menjadi rekor baru eskalasi aktivitas militer China kepada Taiwan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.