AS Menentang Rencana Perluasan Pemukiman Israel di Tepi Barat
Amerika Serikat (AS) menentang keras rencana perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menentang keras rencana perluasan pemukiman Israel.
Pemerintahan Biden telah menyuarakan penentangan terhadap rencana perluasan pemukiman oleh Israel di Tepi Barat.
AS memperingatkan bahwa hal itu dapat merusak usaha mencapai penyelesaian dua negara.
Pada Selasa (26/10/2021), juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price dengan tegas menolak desakan Israel untuk membangun lebih banyak pemukiman di Tepi Barat.
Baca juga: PM Israel Sambangi Rusia Bahas Program Nuklir Iran
Baca juga: Palestina Marah karena Umat Yahudi Israel Diizinkan Berdoa di Masjid Al-Aqsa
Dia juga mengkritik upaya untuk secara perlahan melegalkan pos-pos pemukiman tidak teratur di wilayah Palestina.
"Kami sangat prihatin dengan rencana pemerintah Israel untuk menambah ribuan unit pemukiman besok, Rabu, kebanyakan dari mereka berada jauh di Tepi Barat," kata Price, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Price juga menentang perluasan pemukiman.
“Selain itu, kami prihatin dengan terbitnya tender pada hari Minggu untuk 1.300 unit permukiman di sejumlah permukiman Tepi Barat."
"Kami sangat menentang perluasan pemukiman, yang sama sekali tidak konsisten dengan upaya untuk menurunkan ketegangan dan untuk memastikan ketenangan," imbuhnya.
Tetapi ditanya apakah Israel akan menghadapi dampak dari pemerintah AS atas rencana tersebut, Price tidak berkomentar.
“Ini adalah kekhawatiran yang telah kami diskusikan di tingkat yang sangat senior, tingkat paling atas, dengan mitra Israel,” katanya.
“Mitra Israel tahu di mana kami berdiri, dan kami akan terus terlibat dengan mereka dalam diplomasi kami dalam hal ini,” tambahnya.
Pada hari Senin, PBB juga menyatakan keprihatinan tentang pengumuman Israel, mengatakan bahwa "semua pemukiman ilegal menurut hukum internasional".
Israel merebut Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dalam perang tahun 1967.