Presiden Biden: AS Akan Balas Setiap Aksi Iran
Iran diduga mendanai, memfasilitasi, dan mendorong serangan pesawat tak berawak baru-baru ini ke Pangkalan at-Tanf Suriah.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut, para pemimpin menyatakan “tekad mereka memastikan Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir.
Para pemimpin berbagi “keprihatinan kami yang besar dan berkembang” Iran “telah mempercepat langkah langkah nuklir provokatif” setelah menghentikan negosiasi untuk kembali ke JCPOA.
Pada gilirannya, para pemimpin Eropa memuji "komitmen yang ditunjukkan secara jelas oleh Biden untuk mengembalikan AS patuh terhadap JCPOA.
Troika Eropa menambahkan kembalinya kesepakatan itu masih bisa dibayangkan dan bisa dilakukan secara cepat.
Pada hari Sabtu, Pasukan Pertahanan Israel membagikan video jet tempur F-15 Israel mengawal pembom B-1B AS melalui langit Israel.
Langkah itu dianggap demonstrasi kekuatan nyata ke Iran di tengah meningkatnya ketegangan yang sedang berlangsung.
Juga pada hari itu, militer beberapa negara Timur Tengah bergabung ke penerbangan pembom Amerika untuk mendukung patroli di langit Timur Tengah.
Perkembangan lain, pemerintah AS kembali menjatuhkan sanksi terhadap empat orang Iran dan dua organisasi yang diyakini AS bertanggung jawab atas operasi pesawat tak berawak Korps Pengawal Revolusi Islam di negara lain.
Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keputusan tersebut, mengklaim tindakan tersebut bertentangan janji Washington yang ingin kembali ke JCPOA.
Langkah-langkah baru ini adalah yang terbaru dalam serangkaian lebih dari 1.000 yang diberlakukan oleh AS terhadap Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah-langkah itu mendahului upaya kedua negara untuk melanjutkan pembicaraan yang terhenti tentang JCPOA di Wina.
Juga awal pekan ini, sebelum pengumuman sanksi baru, Ali Baqeri-Kani, negosiator senior nuklir Iran, menyatakan Teheran akan kembali ke negosiasi Wina sebelum akhir November.
Pada Mei 2018, di bawah Presiden Trump saat itu, AS secara sepihak menarik diri dari JCPOA, menyebabkan guncangan serius bagi masa depan pengawasan nuklir Iran.
Iran dilaporkan melanjutkan kembali pengayaan uranium dan kegiatan penimbunan di luar batas JCPOA, sambil bersikeras program nuklirnya benar-benar tidak berbahaya.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)