Aktivis Oxfam berpakaian seperti band pipa Skotlandia dan mewakili (kiri) Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau , Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping berpose selama aksi protes "Kepala Besar" mereka di Royal Exchange Square di Glasgow pada 1 November 2021 di sela-sela KTT Iklim PBB COP26. - Lebih dari 120 pemimpin dunia bertemu di Glasgow dalam harapan terakhir dan terbaik untuk mengatasi krisis iklim dan mencegah bencana global yang mengancam. (Photo by Oli SCARFF / AFP)
AFP/BEN STANSALL
Anggota Red Rebel Brigade tiba di stasiun Pusat Glasgow pada 1 November 2021, untuk memprotes Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 yang berlangsung di kota. - COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi konferensi iklim terbesar sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (Photo by Ben STANSALL / AFP)
AFP/OLI SCARFF
Aktivis Prancis Jean-Baptiste Redde juga dikenal sebagai Voltuan berdemonstrasi di luar venue di Glasgow pada 1 November 2021 pada hari kedua Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26. - Lebih dari 120 pemimpin dunia bertemu di Glasgow dalam harapan terakhir dan terbaik untuk mengatasi krisis iklim dan mencegah bencana global yang mengancam. (Photo by Oli SCARFF / AFP)
AFP/BEN STANSALL
Anggota Red Rebel Brigade tiba di stasiun Pusat Glasgow pada 1 November 2021, untuk memprotes Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 yang berlangsung di kota itu. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi konferensi iklim terbesar sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (Photo by Ben STANSALL / AFP)
AFP/BEN STANSALL
Anggota Red Rebel Brigade tiba di stasiun Pusat Glasgow pada 1 November 2021, untuk memprotes Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 yang berlangsung di kota. - COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi konferensi iklim terbesar sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (Photo by Ben STANSALL / AFP)
AFP/BEN STANSALL
Anggota Red Rebel Brigade tiba di stasiun Pusat Glasgow pada 1 November 2021, untuk memprotes Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 yang berlangsung di kota. - COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi konferensi iklim terbesar sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (Photo by Ben STANSALL / AFP)
TRIBUNNEWS.COM, GLASGOW - Pengunjukrasa dari berbagai organisasi dan negara memulai aksinya di KTT Perubahan Iklim PBB Ke-26 di Glasgow, Skotlandia Senin (1/11/2021).
Aktivis lingkungan seperti Greta Thunberg dan organisasi Red Rebel Brigade mendesak para pemimpin negara yang sedang mengikuti KTT untuk bertindak berani dan tegas dalam melawan perubahan iklim yang tengah mengancam keberadaan bumi beserta isinya.
Para pengamat lingkungan khawatir, Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 atau dikenal sebagai COP 26 hanya akan menghasilkan kebijakan yang tidak cukup signifikan dalam mengurangi emis karbon dan memperlambat pemanasan global.
Konferensi yang diikuti oleh 121 kepala negara dan kepala pemerintahan bertujuan menghasilkan komitmen ambisius untuk membatasi pemanasan global di bawa dua derajat selsius atau menjaga suhu bumi di kisaran 1,5 derajat selsius dibandingkan suhu sebelum era industry.
Konferensi ini juga akan fokus mengalirkan dana untuk melawan perubahan iklim serta melindungi komunitas dan habitat alam yang rentan.