WHO Peringatkan Soal Kekurangan 2 Miliar Jarum Suntik untuk Vaksin Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Selasa (9/11/2021) akan ada kekurangan satu hingga dua miliar jarum suntik pada 2022.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Selasa (9/11/2021) akan ada kekurangan satu hingga dua miliar jarum suntik pada 2022.
Jika produksi (jarum suntik) tidak membaik, Straits Times menulis hal tersebut diprediksi mengancam dan menghampat upaya vaksin secara global.
Kekurangan jarum suntik ini terjadi karena kampanye vaksinasi Covid-19 yang gencar di berbagai belahan dunia.
Baca juga: WHO: Banyak Negara Prioritaskan Kesehatan dan Perubahan Iklim, Tapi Minim Dana untuk Aksi
Baca juga: WHO dan UNICEF Gelar Vaksinasi Polio Pertama Sejak Taliban Berkuasa di Afghanistan
Lisa Hedman, Penasihat senior WHO untuk akses obat-obatan dan produk kesehatan, mengatakan dengan meningkatnya pasokan dosis vaksin Covid-19, harus diimbangi pasokan jarum suntik.
"Kekhawatiran kami terus meningkat mengingat kami dapat mengalami kekurangan jarum suntik vaksin Covid, yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah serius, seperti memperlambat upaya imunisasi," tegasnya kepada wartawan.
"Tergantung bagaimana vaksinasi berjalan, bisa jadi defisit di mana saja, kira-kira satu miliar hingga dua miliar (jarum suntik)," ungkapnya.
Berdasarkan penghitungan AFP, lebih dari 7,25 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan secara global.
Itu hampir dua kali lipat jumlah vaksinasi rutin yang diberikan per tahun dan dua kali lipat jumlah jarum suntik yang dibutuhkan.
Baca juga: WHO Ragukan Klaim Nol-Covid di Turkmenistan
Baca juga: 5 FAKTA Covaxin, Vaksin Covid-19 dari India yang Baru Saja Disetujui WHO untuk Penggunaan Darurat
Hedman mengatakan salah satu akibat serius dari kekurangan itu adalah penundaan vaksinasi yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat “untuk tahun-tahun mendatang” jika satu generasi anak tidak mendapatkan vaksinasi normal pada masa kanak-kanak.
Kekurangan juga dapat menyebabkan praktik penggunaan kembali jarum suntik dan jarum suntik yang tidak aman.
Hedman mengatakan kendala pasokan alat suntik hanya bisa diperparah dengan pembatasan ekspor dan masalah transportasi.
Ia mendesak negara-negara untuk merencanakan kebutuhan jarum suntik jauh-jauh hari untuk menghindari situasi penimbunan dan pembelian panik.
Hedman mengatakan "upaya sedang dilakukan untuk mengurangi risiko itu menjadi nol dalam hal jumlah sebenarnya yang bisa kita kekurangan".
Berita lain terkait Vaksinasi Covid
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.