Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggaran Pertahanan Jepang akan Menjadi 11,9 Triliun Yen

Anggaran pertahanan Jepang akan melonjak menjadi 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau akan menjadi sekitar 11,9 triliun yen.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Anggaran Pertahanan Jepang akan Menjadi 11,9 Triliun Yen
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Markas Besar Kementerian Pertahanan Jepang di Ichigaya Tokyo Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Anggaran pertahanan Jepang akan melonjak menjadi 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau akan menjadi sekitar 11,9 triliun yen.

Sementara tahun lalu anggaran pertahanan lebih dari 5,12 triliun yen. Atau terjadi kenaikan sebesar 6,78 triliun yen.

Sanae Takaichi, Ketua Urusan Politik Partai Liberal Demokrat (LDP) dalam kampanyenya Oktober 2021 telah menjanjikan bahwa anggaran pertahanan Jepang akan berada pada tingkat 2 persen dari PDB.

Akankah janji petinggi partai koalisi terbesar di Jepang itu akan menjadi kenyataan?

"Pemerintah memperkirakan bahwa PDB Jepang tahun ini adalah 595,5 triliun yen, 2 persen di antaranya adalah 11,9 triliun yen. Karena anggaran pertahanan dari anggaran awal tahun ini adalah 5,1235 triliun yen. Jika mencoba mewujudkan janji itu, maka Jepang akan mengizinkan "batas kenaikan" sebesar 6,77 triliun yen di tahun 2022 nanti," papar wartawan pertahanan Jepang, Shunji Taoka beberapa hari lalu.

Jika pengeluaran pertahanan Jepang sekitar 11 triliun yen, atau sekitar 100 miliar dolar, pada "tingkat 2% dari PDB", hal itu akan jadi kejutan dunia.

Berita Rekomendasi

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm menghitung bahwa pengeluaran pertahanan AS tahun lalu adalah 77,8 miliar dolar, dan China 25,2 miliar dolar.

Ini artinya anggaran pertahanan Jepang akan jadi salah satu terbesar di dunia nantinya. Sementara Rusia dengan anggaran pertahanan sekitar 61,7 miliar dolar.

Baca juga: Jepang Akan Monitor Ketat Pergolakan Harga Minyak Dunia

Pemerintahan Donald Trump AS di masa lalu menuntut sekutu seperti negara-negara NATO pada tahun 2020 untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga 2 persen atau lebih dari PDB.

Sementara menunjukkan sikap konfrontatif dengan China, itu karena keinginan untuk mengurangi biaya penempatan militer AS di luar negeri dengan "US first".

Sebelas dari 30 negara anggota NATO (Organisasi Militer Atlantik Utara) telah mencapai tingkat itu, tetapi Jerman hanya 1,56% dan Italia 1,39%.

Umumnya, permintaan anggaran dibuat dengan mengumpulkan biaya proyek yang direncanakan oleh masing-masing kementerian dan lembaga.

Tetapi untuk Kementerian Pertahanan, tiba-tiba pengeluaran pertahanan lebih dari dua kali lipat atau botamochi (Red.: keberuntungan dengan mudah).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas