Joe Biden dan Xi Jinping Rencanakan Pertemuan Virtual demi Redam Ketegangan AS-China
Joe Biden dan Xi Jinping akan mengadakan pertemuan virtual yang dimaksudkan untuk menghentikan, atau setidaknya meredakan ketegangan hubungan AS-China
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Joe Biden dan Xi Jinping akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Senin (15/11/2021) yang dimaksudkan untuk menghentikan, atau setidaknya meredakan ketegangan hubungan AS-China.
Dilansir The Guardian, kedua pemimpin itu telah berbicara dua kali melalui telepon sejak Joe Biden menjabat sebagai presiden pada Januari lalu.
Tetapi konferensi video kali ini akan dianggap sebagai diskusi paling substansial.
Beberapa hari sebelunya, kedua negara mengejutkan para analis dengan sepakat untuk meningkatkan kerja sama iklim di Glasgow.
Tetapi di saat bersamaan, gesekan atas Taiwan juga meningkat.
Reuters melaporkan bahwa menteri luar negeri China, Wang Yi, mengatakan kepada menteri luar negeri AS Antony Blinken bahwa segala bentuk dukungan untuk kemerdekaan Taiwan akan menjadi bumerang bagi AS.
Baca juga: Pemerintah Diminta Waspadai Pinjaman Utang China, Sudah ada Negara yang Terjebak
Baca juga: Resolusi Baru China, Presiden Xi Jinping Naik Status Setara Mao Zedong dan Deng Xiaoping
Blinken pada akhirnya mengangkat kekhawatiran atas “tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi” China yang tumbuh di wilayah itu.
Tuduhan AS atas serangan siber berulang dari China, perpecahan mendalam atas hak asasi manusia di wilayah Xinjiang, Hong Kong dan Tibet, serta perselisihan perdagangan yang berkepanjangan juga berkontribusi terhadap memburuknya hubungan antara dua negara.
AS frustrasi oleh penghalangan China atas penyelidikan multilateral tentang asal usul pandemi Covid-19.
AS juga geram dengan tekanan pemerintah China pada perusahaan-perusahaan AS untuk melobi Kongres agar membatalkan undang-undang yang tidak disukai Beijing, seperti yang dilaporkan Reuters pada hari Jumat.
Selain masalah ekonomi, ekspansi militer China menjadi bahan pembicaraan.
Menurut AS, Beijing telah menguji senjata baru, peluncur hipersonik berkemampuan nuklir yang diluncurkan dari orbit, dan China dilaporkan sedang membangun setidaknya 250 silo baru untuk rudal jarak jauh.
Tidak banyak yang diharapkan setelah pertemuan virtual, menurut analis.
Kemungkinan tidak akan ada pernyataan bersama.