Pembunuhan Anjing Corgi oleh Petugas Kesehatan Picu Kemarahan Warga di China
Kamera cctv menunjukkan salah satu dari petugas kesehatan ini ternyata memukul kepala anjing jenis corgi menggunakan linggis
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Video petugas kesehatan China yang membunuh seekor anjing peliharaan menggunakan linggis, setelah pemiliknya dikirim ke tempat karantina virus corona (Covid-19) telah memicu kemarahan.
Pengguna media sosial pun menyuarakan keprihatinan mereka terkait tindakan ekstrem yang dilakukan otoritas lokal untuk menegakkan strategi tanpa kasus di negara itu.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (16/11/2021), pemilik anjing itu telah diperintahkan untuk mengisolasi diri di sebuah hotel setelah kasus Covid-19 ditemukan di kompleks apartemen mereka di Shangrao, provinsi Jiangxi.
Ini merupakan tanggapan yang biasanya dilakukan tanpa kompromi oleh pihak berwenang yang semakin putus asa dalam memusnahkan wabah.
Keesokan harinya, petugas kesehatan yang mengenakan pakaian hazmat pun memasuki apartemen mereka.
Kamera cctv menunjukkan salah satu dari petugas kesehatan ini ternyata memukul kepala anjing jenis corgi, hewan peliharaan perempuan itu menggunakan linggis.
Baca juga: Pencarian Sastro Setu Belum Membuahkan Hasil, Anjing Pelacak Polres Karanganyar Dikerahkan
"Bahkan jika mereka mengira doggy itu ancaman atau membawa virus, mereka setidaknya harus mengujinya terlebih dahulu," kata pemilik corgi, yang menyebut namanya sebagai 'Nyonya Fu'.
Video pembunuhan yang dibagikan di dunia maya pada pekan lalu itu pun akhirnya memicu gelombang kemarahan masyarakat China terhadap cara pihak berwenang dalam memperlakukan hewan sambil menegakkan aturan pencegahan Covid-19.
"Jika pemerintah yang mengaku melayani rakyat menegakkan hukum dengan begitu brutal, apakah pemerintah masih bisa dipercaya?," tanya seorang pengguna platform Weibo, media sosial China yang mirip Twitter.
Pemerintah setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu lalu bahwa mereka telah meminta maaf kepada perempuan itu terkait tindakan 'pembuangan anjing peliharaan tanpa melakukan komunikasi sebelumnya' dengan pemilik hewan peliharaan.
Hal ini mengacu pada membuang limbah biohazard melalui metode kremasi dan penguburan.
Para pejabat sebelumnya menekankan bahwa saat petugas akan memasuki rumah perempuan tersebut untuk melakukan desinfeksi, mereka telah berjanji tidak akan menyakiti anjing itu.
Pernyataan ini sesuai dengan tangkapan layar dari postingan yang dibagikan oleh seorang kenalan pemiliknya di Weibo, namun kini telah dihapus.
"Para petugas kesehatan di Shangrao telah ditegur dan dicopot dari jabatan mereka," kata pemerintah setempat.