Ilmuwan: Perempuan Bisa Atasi HIV Tanpa Obat-obatan
Studi tersebut tidak menemukan sisa virus yang utuh dalam 1,5 miliar sel darah dan jaringan yang dianalisis para peneliti.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOSTON - Seorang perempuan Argentina menjadi orang kedua yang terinfeksi HIV namun memiliki sistem kekebalan yang dapat membantu mengalahkan virus tersebut tanpa memerlukan perawatan medis tambahan.
Ia kali pertama didiagnosis dengan infeksi penyebab AIDS itu pada 2013 silam.
Para ilmuwan pun telah menjuluki ibu berusia 30 tahun itu sebagai 'pasien esperanza'.
Kata 'esperanza' ini merupakan terjemahan dari 'harapan' dalam bahasa Inggris.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (17/11/2021), temuan mereka diterbitkan di jurnal Annals of Internal Medicine pada Senin lalu, para peneliti mengatakan bahwa penemuan tersebut meningkatkan harapan untuk 'penyembuhan sterilisasi' bagi sekitar 38 juta orang dengan kasus infeksi seumur hidup.
"Saya menikmati kesehatan yang saya miliki, saya memiliki keluarga yang sehat. Saya tidak perlu berobat, dan saya hidup seolah-olah tidak ada yang terjadi, ini sudah merupakan hak istimewa," kata pasien esperanza itu melalui email.
Baca juga: Cerita Anak Asal Sleman dengan HIV/AIDS, Ditinggal Orang Tua hingga Ditolak Panti Asuhan
Studi tersebut tidak menemukan sisa virus yang utuh dalam 1,5 miliar sel darah dan jaringan yang dianalisis para peneliti.
Ini tentu saja mengkonfirmasi penemuan yang kali pertama diumumkan pada Maret lalu saat pertemuan internasional para Ahli HIV.
Tidak ada informasi tambahan yang dipublikasikan tentang perempuan tersebut, namun ia digambarkan pada saat itu sebagai perempuan yang 'atletis dan cantik'.
Perempuan itu juga memiliki pasangan yang negatif HIV dan bayi yang baru saja lahir.
Lalu seorang perempuan terinfeksi lainnya berusia 67 tahun dari San Francisco, Amerika Serikat (AS) dan diidentifikasi pada Agustus 2020 sebagai Loreen Willenberg, jugadipastikan telah mengatasi virus HIV tanpa intervensi medis.
Kedua perempuan tersebut telah diberi label 'pengendali elit', mengacu pada sebagian kecil pasien HIV yang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, meskipun tidak menjalani pengobatan antiretroviral.
Biasanya, orang yang terinfeksi HIV memerlukan terapi obat yang konstan untuk mencegah virus menempel pada DNA sel kekebalan mereka dan bereplikasi.
Namun, dalam 8 tahun sejak didiagnosis, pasien esperanza hanya menerima pengobatan selama 6 bulan saat masa kehamilannya saja, ini dilakukan hanya untuk memastikan kondisi bayinya sehat.
Secara keseluruhan, ada empat pasien yang sembuh dari HIV, dua di antaranya 'pasien Berlin' Timothy Ray Brown dan 'pasien London' Adam Castillejo, juga pasien kanker yang menerima transplantasi sumsum tulang berisiko dari donor dengan gen yang resistan terhadap HIV.
Namun, keberhasilan prosedur mereka belum direplikasi.
"Ini benar-benar keajaiban sistem kekebalan manusia yang melakukannya," kata seorang Ahli Imunologi di Ragon Institute di Boston, Dr. Xu Yu yang ikut menulis penelitian tersebut.