Presiden Chili Sebastian Pinera Lolos dari Pemakzulan
Senat Chili menolak proposal untuk memakzulkan Presiden Sebastian Pinera atas dugaan penyimpangan penjualan perusahaan pertambangan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Senat Chili menolak proposal untuk memakzulkan Presiden Sebastian Pinera atas dugaan penyimpangan penjualan perusahaan pertambangan, Selasa (16/11/2021).
Deutche Welle melaporkan, usulan pemakzulan sampai ke senat setelah majelis rendah meloloskan pemungutan suara pekan lalu.
Di senat, 24 suara mendukung pemakzulan, 18 menentang dan satu abstain.
Setidaknya dua pertiga senat atau 29 suara diperlukan untuk memakzulkan presiden.
Seandainya dimakzulkan, Pinera bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara.
Diberitakan Oktober lalu, pihak oposisi pemerintah Chili meluncurkan proses pemakzulan terhadap Sebastián Piñera terkait dugaan penyimpangan penjualan perusahaan tambang.
Dugaan itu terkuak setelah terungkap dalam Pandora Papers.
Baca juga: Peringatan Tsunami Pasca Gempa Bumi M 7,1 Bikin Panik Warga Chili
The Guardian melaporkan, anggota parlemen menyebut sudah menjadi "tugas etis" untuk meminta pertanggungjawaban presiden atas dugaan penyimpangan dalam keterlibatannya dalam proyek Dominga yang kontroversial.
Kantor kejaksaan Chili sebelumnya mengatakan akan membuka penyelidikan atas kemungkinan tuduhan korupsi terkait penyuapan dan pelanggaran pajak penjualan, yang dilakukan di Kepulauan Virgin Britania Raya.
Baca juga: Konstitusi Baru di Chili: Negara Diminta Tanggung Ongkos Kerusakan Lingkungan
Baca juga: Presiden Chili Didenda 3.500 Dolar AS Usai Selfie Tanpa Masker dengan Orang Asing
Pandora Papers, kumpulan data "offshore" terbesar yang bocor dalam sejarah, mengungkapkan detail baru dari kesepakatan penambangan tersebut.
Keluarga Piñera disebut menjual saham mereka di proyek tambang Dominga pada tahun 2010 kepada teman dekat dan mitra bisnisnya, Carlos Alberto Délano.
Dilansir LA Times, investigasi Pandora Papers menemukan bukti yang menunjukkan bahwa angsuran pembayaran ketiga berisi ketentuan yang mengharuskan pemerintah tidak memperkuat perlindungan lingkungan di wilayah yang diusulkan untuk penambangan di utara Chili.
Anggota parlemen sayap kiri Jaime Naranjo, salah satu pendorong proses pemakzulan, mengatakan Piñera telah "secara terbuka melanggar konstitusi, yang secara serius mengorbankan kehormatan bangsa".
Pinera, yang kekayaannya mencapai $2,5 miliar menurut majalah Forbes, telah menyangkal tuduhan itu.