Negara Eropa Ramai Lakukan Demo Tolak Aturan Covid-19, Merasa Tak Bebas hingga Samakan dengan Nazi
Protes menentang aturan Covid-19 meletus di sejumlah negara di Eropa. Mulai dari Austria, Swiss, Kroasia, Italia, Irlandia Utara, hingga Belanda.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Protes menentang aturan Covid-19 meletus di sejumlah negara di Eropa.
Pada Sabtu (20/11/2021) lalu, puluhan ribu massa yang kebanyakan dari kelompok sayap kanan berbaris di Kota Wina untuk memprotes aturan penguncian nasional yang berlaku mulai Senin.
Pemerintah Austria mengumumkan aturan itu untuk menahan lonjakan infeksi Covid-19.
Dilansir AP News, demo serupa juga terjadi di Swiss, Kroasia, Italia, Irlandia Utara, dan Belanda pada Sabtu (20/11/2021).
Sehari sebelumnya, polisi Belanda menembaki pengunjuk rasa dan tujuh orang terluka dalam kerusuhan yang terjadi di Rotterdam.
Baca juga: Seorang Wanita di UK Menyesal Tolak Vaksin, Alami Henti Jantung sampai 8 Kali karena Covid-19
Baca juga: Presiden Belarusia Sebut Tentaranya Mungkin Bantu Para Pengungsi Memasuki Uni Eropa
Para pengunjuk rasa di berbagai negara Eropa ini menentang pembatasan Covid-19, mandat 'Covid-19 pass' sebagai syarat masuk tempat umum, dan vaksinasi.
Di Austria, penguncian akan dimulai pada Senin mendatang, setelah angka kematian harian naik tiga kali lipat dalam beberapa pekan terakhir.
Akibatnya rumah sakit di negara bagian hampir kehabisan kapasitas unit perawatan intensif.
Menurut keterangan pejabat, penguncian akan berlangsung selama 10 hari hingga 20 hari.
Warga hanya boleh keluar rumah untuk membeli makanan, pergi ke dokter, atau olahraga.
Pemerintah juga akan mewajibkan vaksin Covid-19 mulai 1 Februari mendatang, karena tingkat vaksinasi di negara ini cukup rendah.
Sementara itu di Wina, aksi demo dimulai dari alun-alun Heldenplatz, di mana massa meneriakkan kata "Perlawanan!" dan meniup peluit.
Orang-orang mengibarkan bendera Austria sembari serta membawa spanduk untuk mengejek Kanselir Alexander Schallenberg dan Menteri Kesehatan Wolfgang Mueckstein.
Sebagian besar spanduknya bertuliskan ujaran untuk memprotes vaksinasi, seperti "Tubuhku, Pilihanku" dan "Kami Membela Anak-anak Kami".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.