Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Segera Miliki Tiga Kapal Rudal Baru Hadapi Ancaman Asing

Letjen Qassem Soleimani yang tewas di tangan militer AS awal 2020 akan disematkan jadi nama kapal perang itu.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Iran Segera Miliki Tiga Kapal Rudal Baru Hadapi Ancaman Asing
RT.com
Kapal perang Iran 

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Industri pertahanan Republik Islam Iran telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Kemajuan itu terus dicapai selama sebagian besar waktu negara itu berada di bawah sanksi PBB yang mencegahnya membeli senjata dan pertahanan di luar negeri.

Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) akan menerima tiga kapal perang baru yang dikembangkan di dalam negeri.

Informasi ini diumumkan Komandan AL Iran, Laksamana Muda Ali Reza Tangsiri di Teheran, Minggu (21/11/2021). Kolumnis militer Tim Korso menulis laporan ini untuk Sputniknews.com.  

Baca juga: IRGC:Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh dengan Senjata Canggih yang Dikendalikan Satelit

Baca juga: Angkatan Laut AS Lepaskan Tembakan Peringatan ke Kapal-kapal Iran Milik IRGC

Kapal-kapal perang baru itu akan segera diserahkan kepada Angkatan Laut IRGC. Tangsiri mengatakan dua dari kapal sedang dikembangkan Kementerian Pertahanan Iran.

Letjen Qassem Soleimani yang tewas di tangan militer AS awal 2020 akan disematkan jadi nama kapal perang itu. Begitu pula nama Jenderal Mohammad Nazeri.

Kedua kapal perang itu akan memiliki panjang 65 meter dan 55 meter, dan akan dipersenjatai dengan "rudal pertahanan" yang mampu menyerang target sejauh 300 kilometer.

Berita Rekomendasi

Kapal ketiga sedang dikembangkan perusahaan R&D . Dia menambahkan, kapal terakhir memiliki kemampuan meluncurkan rudal laut ke udara berjarak jangkau hingga 300 kilometer.

Kapal itu juga dilengkapi landasan pendaratan helikopter. Kapal baru akan mampu berakselerasi hingga 35 knot.

Industri pertahanan Iran telah mengalami dorongan besar selama dekade terakhir, sebagian karena kebutuhan untuk menebus ketidakmampuan negara itu untuk membeli senjata dan pertahanan di luar negeri.

Teheran,  terus mengembangkan industri - meskipun larangan telah dicabut oleh sebagian besar negara - dan telah mencapai hasil yang luar biasa.

Mayoritas peralatan perang angkatan bersenjatanya diproduksi pabrikan lokal, mulai  kapal perang, rudal, pertahanan udara, drone, dan jet tempur yang diproduksi di dalam negeri.

Tim Korso sebelumnya menulis, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengungkapkan Tel Aviv sedang menyusun rencana baru menyerang infrastruktur nuklir Iran.

Gantz mencatat Israel siap untuk melakukan langkah itu bahkan tanpa persetujuan dari sekutunya atau negara lain mana pun.

Sebaliknya, Teheran berjanji meratakan dua kota terbesar Israel jika Tel Aviv mencoba menyerang Republik Islam. Peringatan disampaikan Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami.

"Kadang-kadang, (Israel) membuat klaim besar terhadap Republik Islam Iran karena putus asa,” kata Amir Hatami pada pidato 7 Maret 2021.

Hatami menekankan Iran saat ini memiliki sarana untuk melindungi negara dan "stabilitasnya". Dia menambahkan Teheran juga memiliki sumber daya "kekuatan lunak" untuk menjamin keamanan negara.

Menteri pertahanan Iran menyampaikan pernyataannya sebagai tanggapan atas wawancara baru-baru menyusul pernyataan Benny Gantz lewat stasiun Fox News.

Israel berulang kali menuduh Iran merancang rencana untuk membangun senjata nuklir, terus membuat tuduhan bahkan setelah Teheran setuju membatasi program nuklirnya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, pada tahun 2015.

Iran telah berkali-kali menolak tuduhan mengatakan mereka berusaha mengembangkan senjata nuklir, bersikeras pada sifat damai dari program nuklirnya.

Pejabat senior di Teheran menekankan penggunaan nuklir bertentangan dengan agama resmi negara itu, Islam.

Pada saat yang sama, Teheran menunjukkan standar ganda masyarakat internasional dan badan-badan global, karena semua mata tertuju pada program nuklir Iran, sementara sedikit perhatian diberikan pada kegiatan serupa di Israel.

Israel  tidak pernah bergabung Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan terus-menerus menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal tuduhan memiliki persenjataan nuklir.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas