Ilmuwan Peringatkan Kemunculan Varian Baru Covid-19 'Botswana' dengan Jumlah Mutasi yang Mengerikan
Sejumlah ilmuwan memperingakan kemunculan varian baru Covid-19 yang memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Prof Francois Balloux, Profesor Biologi dan Direktur Sistem Komputasi, Institut Genetika UCL, mengatakan mutasi varian itu berada dalam konstelasi yang tidak biasa yang tampaknya terakumulasi dalam satu ledakan.
Ia mengatakan bahwa hal itu menunjukkan varian bisa berkembang pada orang yang kekebalannya terganggu, mungkin pada pasien HIV/AIDS yang tidak diobati.
"Sejauh ini, empat strain telah diurutkan di wilayah Sub-Sahara dengan pengawasan yang wajar," ungkap Balloux.
"Mungkin ada di bagian lain Afrika. Untuk saat ini, varian itu harus dipantau dan dianalisis dengan cermat, tetapi tidak ada alasan untuk terlalu khawatir, kecuali jika frekuensinya mulai meningkat dalam waktu dekat."
Kasus pertama varian Botswana muncul pada 11 November 2021.
Kemudian kasus pertama di Afrika Selatan muncul pada 14 November.
Di hari yang sama, seorang pelancong berusia 36 tahun dinyatakan positif saat menjalani karantina selama tiga hari sekembalinya ke Hong Kong.
Ia sempat tinggal di Afrika Selatan dari 23 Oktober hingga 11 November.
Dr Meera Chand, direktur insiden Covid-19 di Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan pihaknya akan terus memantau status varian Covid baru di seluruh dunia.
Dia berkata: "Karena sifat virus sering bermutasi dan acak, tidak jarang sejumlah kecil kasus muncul dengan serangkaian mutasi baru."
"Setiap varian yang menunjukkan bukti penyebaran akan diobservasi dengan cepat."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)