Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muncul Varian Baru Covid-19, Sejumlah Negara Tangguhkan Penerbangan dari Afrika

Kekhawatiran akan munculnya varian baru Covid-19 di Afrika Selatan membuat sejumlah negara membatasi perjalanan dari benua Afrika.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Muncul Varian Baru Covid-19, Sejumlah Negara Tangguhkan Penerbangan dari Afrika
JACK GUEZ / AFP
Foto diambil pada 01 November 2021 menampilkan penumpang berjalan dengan barang bawaan mereka setibanya di Bandara Ben Gurion dekat Lod, saat Israel dibuka kembali untuk turis yang divaksinasi Covid-19. Kekhawatiran akan munculnya varian baru Covid-19 di Afrika Selatan membuat sejumlah negara membatasi perjalanan dari benua Afrika. 

Menurut pemimpin teknis Covid-19 WHO Maria Kerkhove, masih perlu beberapa minggu untuk menentukan apakah itu harus diidentifikasi sebagai "variant of interest" atau "variant of concern."

"Semua orang di luar sana perlu memahami bahwa semakin banyak virus ini beredar, semakin banyak peluang virus untuk berubah, semakin banyak mutasi yang akan kita lihat," kata Kerkhove.

Saat ini hanya 6,6% orang di benua Afrika yang telah divaksinasi lengkap.

Namun, ketakutan juga tumbuh di daerah dengan tingkat vaksinasi yang jauh lebih tinggi.

Pada hari Kamis, Sekretaris Kesehatan Inggris Sajid Javid menyarankan bahwa vaksin yang ada mungkin kurang efektif terhadap varian virus baru, dan varian ini mungkin lebih menular daripada varian lain.

Peringatan Para Ilmuwan

Sejumlah ilmuwan memperingakan kemunculan varian baru Covid-19 yang memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi.

Berita Rekomendasi

Dilansir The Independent, ilmuwan mengkhawatirkan Covid-19 B.1.1529, atau varian Botswana, turunan dari B.1.1, dapat memicu penyebaran virus lebih lanjut.

3 kasus pertama varian B.1.1529 ditemukan Botswana, diikuti enam kasus lainnya di Afrika Selatan.

Satu kasus terdeteksi di Hong Kong, yang diderita seorang pelancong yang baru saja kembali dari Afrika Selatan.

Umumnya, mutasi lonjakan memungkinkan virus untuk beradaptasi dan menjadi lebih ganas, serta lebih mampu menghindari kekebalan alami dan vaksin.

Dr Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College London, mengatakan varian Botswana bisa menjadi "perhatian nyata".

Baca juga: WHO: Efektivitas Vaksin Covid-19 Terhadap Varian Delta Hanya 40 Persen

Baca juga: Epidemiolog UGM Sebut 80 Persen Warga Indonesia Telah Tertular Varian Delta

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Ia menyebut 32 mutasi pada protein lonjakannya dapat membuat varian itu untuk lebih mudah menghindari sistem kekebalan seseorang dan menyebar ke lebih banyak orang.

Di Twitter, Dr Peacock menulis bahwa varian itu "sangat, sangat harus dipantau karena profil lonjakan yang mengerikan", yang dapat membuatnya lebih menular daripada varian lain sejauh ini.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas