Sederet Raksasa Farmasi Dunia Siapkan Strategi Hadapi Strain Omicron
Lembaga tersebut pun memperingatkan bahwa varian yang mutasinya lebih banyak ini berpotensi lebih menular dibandingkan varian lainnya
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Di sisi lain, dua raksasa farmasi lainnya yakni Moderna dan Johnson & Johnson (J&J) mengeluarkan surat perintah serupa pada Jumat lalu.
Mereka menyatakan bahwa perusahaan mereka masing-masing telah melakukan pengujian suntikan booster untuk orang dewasa sehat yang mengandung dua kali dosis vaksin daripada yang saat ini disetujui.
Moderna mengatakan bahwa saat ini mereka sedang mempelajari dua kandidat booster yang dirancang khusus untuk 'mengantisipasi mutasi seperti yang muncul pada varian Omicron'.
Lalu J&J yang memiliki vaksin Covid-19 dosis tunggal, mengaku sedang menguji efektivitas imunisasi Janssen terhadap Omicron dan 'memantau secara cermat' mutasi pada protein lonjakan virus.
Selanjutnya, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriev mengatakan pada Jumat lalu bahwa sangat penting untuk menyelidiki varian baru ini.
"Jika ternyata strain tersebut resisten terhadap vaksin yang ada saat ini, saya yakin para ilmuwan Rusia dapat 'sangat cepat mengadaptasi Sputnik V ke varian baru'," kata Dmitriev.
Perlu diketahui, RDIF merupakan lembaga pemerintah Rusia yang mendanai pengembangan vaksin Sputnik V oleh Gamaleya.
Setelah pertemuan dengan para peneliti China untuk membahas kemungkinan dilakukannya imunisasi gabungan, Dmitriev juga menyerukan kerja sama internasional yang lebih dalam untuk menciptakan portofolio vaksin yang beragam demi memerangi varian yang lebih berbahaya.
Selain disebut Omicron oleh WHO, varian ini juga dikenal sebagai varian B.1.1.529 dan telah memicu kepanikan secara global sejak Jumat lalu.