WHO Sebut Risiko Global Varian Covid-19 Omicron Sangat Tinggi, Desak Percepat Vaksinasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan varian Covid-19 menyebar secara internasional, dan risiko globalnya sangat tinggi
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian Covid-19 Omicron kemungkinan akan menyebar secara internasional, menimbulkan risiko global yang sangat tinggi di mana lonjakan infeksi dapat memiliki konsekuensi parah di beberapa daerah.
Dalam saran teknis kepada 194 negara anggotanya, WHO mendesak mereka untuk mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi dan untuk memastikan rencana mitigasi tersedia untuk mempertahankan layanan kesehatan penting.
"Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensialnya pada pandemi," kata WHO.
"Risiko global secara keseluruhan terkait dengan varian baru yang menjadi perhatian Omicron dinilai sangat tinggi,” tambah WHO.
Disebutkan, belum ada laporan kematin terkait dengan Omicron hingga saat ini.
Baca juga: Pemerintah Tutup Pintu Masuk ke Indonesia dari 11 Negara Terkait Varian Omicron, Ini Daftarnya
Baca juga: Cegah Varian Omicron, Negara-negara di Dunia Perketat Pembatasan dan Larang Kedatangan Asing
Namun WHO mengingatkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menilai potensi Omicron menghindari imunitas yang terbentuk dari vaksin atau infeksi sebelumnya.
Menurutnya, meningkatnya kasus, terlepas dari perubahan tingkat keparahan, dapat menimbulkan tuntutan yang luar biasa pada sistem perawatan kesehatan dan dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas.
“Dampaknya pada populasi yang rentan akan sangat besar, terutama di negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah,” sebut WHO.
Afrika Selatan
Varian Omicron ini pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November dari Afrika Selatan, di mana infeksi telah meningkat tajam.
Baca juga: Belanda Deteksi 13 Penumpang Pesawat dari Afrika Selatan Positif Terpapar Omicron
Baca juga: WHO Kritik Negara yang Menutup Pintu untuk Afrika, Sebut Tak Efektif Cegah Penularan Varian Omicron
Sejak itu menyebar ke seluruh dunia, dengan kasus-kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark dan Australia, meskipun ketika lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan untuk mencoba menutup diri.
Pemerintah Jepang mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan menutup perbatasannya bagi pendatang asing.
Jepang bergabung dengan Israel dalam mengambil tindakan terberat ini.
WHO, dalam panduan terbarunya, menegaskan kembali bahwa negara-negara harus menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional secara tepat waktu. Dan panduan WHO lebih lanjut akan menyusul.
“Kehadiran beberapa mutasi protein lonjakan dalam domain pengikatan reseptor menunjukkan bahwa Omicron mungkin memiliki kemungkinan besar untuk bisa menghindari imunitas yang dimediasi antibodi. Namun, potensi menghindari kekebalan yang dimediasi sel lebih sulit diprediksi,” katanya.
Baca juga: WHO: Tak Perlu Panik Pada Strain Omicron, Belum Tahu Bisa Kurangi Efektivitas Vaksin Atau Tidak
Baca juga: Jadi Perhatian WHO, Ini 3 Fakta Varian Baru Virus Corona Omicron Asal Afrika Selatan
“Secara keseluruhan, ada ketidakpastian yang cukup besar dalam besarnya potensi lolosnya kekebalan dari Omicron,” sebut WHO.
Badan dunia ini berharap bakal lebih banyak data dalam beberapa minggu mendatang.
“Kasus dan infeksi Covid-19 diperkirakan terjadi pada orang yang divaksinasi, meskipun dalam proporsi yang kecil dan dapat diprediksi,” tambahnya. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)