Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anthony Fauci: Ilmuwan Belum Tahu Apakah Varian Omicron Menyebabkan Penyakit Parah

Pakar penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci mengatakan terlalu dini menyebut varian Covid-19 Omicron menyebabkan penyakit parah

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Anthony Fauci: Ilmuwan Belum Tahu Apakah Varian Omicron Menyebabkan Penyakit Parah
AFP
Mantan Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Dr Anthony Fauci (tengah), Direktur NIAID, berbicara dengan siswa sekolah dasar saat mereka bersiap untuk mendapatkan suntikan vaksin kedua di Sekolah Dasar Kimball pada 30 November , 2021 di Washington, DC. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Ahli penyakit menular Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Omicron, varian Covid-19, akan menyebabkan penyakit parah.

Menurutnya, informasi awal dari Afrika Selatan menunjukkan varian Omicron ini tidak mengakibatkan gejala yang tidak biasa.

Dilansir dari Channel News Asia, Fauci mengatakan ada 226 kasus varian yang dikonfirmasi di 20 negara pada Selasa (30/11/2021) pagi, tetapi Omicron belum terdeteksi di Amerika Serikat.

Menurutnya, penyelidik membutuhkan waktu dua hingga empat minggu untuk mengevaluasi jenis baru virus yang menunjukkan konstelasi perubahan yang tidak biasa dalam profil mutasinya.

“Ini sangat menunjukkan bahwa ada peningkatan penularan dibandingkan dengan virus pandemi asli,” kata Fauci.

Baca juga: Gejala Omicron, Varian Baru Covid-19 dari Afrika Selatan, Digambarkan Sangat Ringan

Baca juga: Dua Pasien Varian Omicron Covid-19 di Sydney, Berasal dari Afrika Selatan dan Transit di Singapura

“Para ilmuwan belum tahu apakah Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah,” tambahnya, seperti dilansir dari Al Jazeera.

Kekhawatiran tentang varian tersebut telah mengguncang pasar keuangan dan memicu kekhawatiran tentang kekuatan pemulihan ekonomi global ketika dunia terus berjuang melawan pandemi virus corona.

BERITA REKOMENDASI

"Sangat sulit untuk mengetahui apakah varian khusus ini akan menyebabkan penyakit parah atau tidak," kata Fauci kepada wartawan dalam sebuah pengarahan, Selasa (30/11/2021).

"Meskipun beberapa informasi awal dari Afrika Selatan menunjukkan tidak ada gejala yang tidak biasa ... kami tidak tahu, dan terlalu dini untuk mengatakannya,” katanya.

Presiden Joe Biden dan pemerintahannya mendesak warga Amerika agar bersedia divaksin dan vaksin booster.

Baca juga: 5 Temuan Baru WHO soal Varian Omicron, Dokter di Afrika Selatan Ungkap soal Gejalanya

Baca juga: Apakah Vaksinasi Efektif Terhadap Varian Omicron? Ini Kata Pakar Afrika Selatan

Keragu-raguan di segmen penduduk AS untuk divaksin telah menjadi kendala AS dalam mencegah penyebaran virus. Sekitar 69 persen orang Amerika berusia 12 tahun ke atas telah divaksinasi lengkap.

Fauci juga berharap masyarakat AS mengikuti imbauan pemerintah untuk bersedia divaksin agar terlindung dari varian ini.


"Jika Anda tidak divaksinasi, dapatkan vaksinasi. Dan jika Anda divaksinasi, dapatkan vaksin booster,” ujarnya.

Senin lalu, Biden mengajak warganya agar tidak panik menghadapi adanya varian Omicron.

"Untuk mengalahkan pandemi, kita harus memvaksinasi dunia juga," kata presiden.

Baca juga: Warga Terdampar dan Khawatir Lockdown, Banyak Negara Tolak Penerbangan dari Afrika Selatan

Baca juga: Belanda Deteksi 61 Kasus Covid dari Penerbangan Afrika Selatan, Beberapa di Antaranya Varian Omicron

Ditanya pada hari Selasa apakah Amerika Serikat melakukan cukup untuk memvaksinasi seluruh dunia, Fauci mencatat Amerika Serikat melakukan lebih dari negara lain.

"'Cukup adalah kata yang sulit. Apakah kita melakukan banyak hal? Kita melakukan banyak hal," katanya.

Fauci mengatakan menggunakan vaksin ke Afrika Selatan dan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah lainnya terbukti sulit secara logistik dan banyak dosis yang dikirim tidak digunakan.

"Negara-negara Afrika lainnya ... sebenarnya telah memberi tahu kami untuk tidak mengirimkan vaksin lagi karena mereka belum dapat menggunakannya secara memadai," katanya. (Tribunnews.com/CNA/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas