Asosiasi Tenis Wanita Tangguhkan Turnamen di China, Imbas Pengabaian Kasus Pelecehan Peng Shuai
Asosiasi Tenis Wanita (WTO) akan segera menangguhkan turnamen di China sebagai tanggapan atas pengabaian kasus pelecehan Peng Shuai.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
"Saya tidak akan dan tidak bisa membiarkan itu terjadi pada WTA dan para pemainnya," kata Simon.
Sebelumnya pada 18 November 2021, WTA telah mengancam akan menangguhkan turnamen di China.
Bahkan, WTA bersedia kehilangan bisnis senilai ratusan juta dolar di China jika kasus Peng Shuai tidak sepenuhnya diselidiki dengan benar.
"Saya hanya bisa membayangkan berbagai emosi, dan perasaan, yang mungkin dialami Peng saat ini. Kami berharap dia merasa bahwa semua ini bukan salahnya, kami sangat bangga padanya," kata Simon.
Lebih lanjut, Simon mengatakan pihaknya tidak akan menyerah dalam menuntut pertanggungjawaban atas kasus pelecehan Peng Shuai.
Baginya, jika WTA mengabaikan kasus tersebut, itu sama artinya dengan mengatakan kepada dunia bahwa pelecehan seksual adalah hal yang biasa.
Baca juga: Atlet Tenis China Peng Shuai Hilang setelah Mengaku Dilecehkan oleh Mantan Wakil PM Zhang Gaoli
"Tapi ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita tinggalkan. Jika kita menjauh dari ini, pada dasarnya kita mengatakan kepada dunia, bahwa tidak menangani kekerasan seksual dengan rasa hormat dan keseriusan yang diperlukan tidak apa-apa," katanya.
Keputusan WTA untuk menarik diri dari China disambut tepuk tangan oleh beberapa nama besar di tenis wanita, Rabu (2/12/2021).
Banyak dari mereka sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan atas keselamatan dan keberadaan Peng Shuai di Twitter, menggunakan tagar #WhereIsPengShuai.
Hall of Fame Tenis Internasional Billie Jean King memuji keputusan WTA karena telah mengambil sikap kuat dalam membela hak asasi manusia di China dan di seluruh dunia.
"WTA telah memilih untuk berada di sisi kanan sejarah dalam membela hak-hak para pemain kami," kata Jean dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Petenis Peng Shuai akan Muncul Kembali setelah Dikabarkan Hilang karena Pengakuannya soal Pelecehan
"Ini adalah alasan lain mengapa tenis wanita adalah pemimpin dalam olahraga wanita," lanjutnya.
Hal yang sama disampaikan Martina Navratilova, pemenang Grand Slam 18 kali.
Dia juga memperhatikan sikap diam Komite Olimpiade Internasional (IOC) menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun depan.