Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jerman Berlakukan Lockdown Terhadap Warga yang Tidak Divaksinasi untuk Cegah Peningkatan Covid-19

Jerman memberlakukan lockdown terhadap warganya yang tidak divaksinasi untuk mengendalikan peningkatan Covid-19

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Jerman Berlakukan Lockdown Terhadap Warga yang Tidak Divaksinasi untuk Cegah Peningkatan Covid-19
AFP
Kanselir Jerman Angela Merkel berpidato pada konferensi pers setelah pertemuan dengan kepala pemerintahan negara bagian federal Jerman di Kanselir di Berlin pada Kamis (2/12/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Jerman memberlakukan lockdown terhadap warga yang tidak divaksinasi mulai Kamis (2/12/2021).

Kanselir Angela Merkel dan penggantinya Olaf Scholz setuju dengan para pemimpin dari 16 negara bagian Jerman untuk melarang mereka yang tidak divaksinasi dari akses ke semua kecuali bisnis yang paling penting seperti toko kelontong, apotek dan toko roti.

Sementara 69 persen warga yang sudah divaksinasi penuh atau terbukti pulih dari Covid-19 dapat mengakses ke bisnis.

Jerman berupaya menghindari lockdown agar perekonomian yang baru mulai pulih tidak makin terpuruk.

"Situasinya sangat serius," kata Merkel, saat konferensi pers dengan Scholz, yang diperkirakan akan dipilih sebagai kanselir oleh Bundestag (majelis rendah) minggu depan.

Baca juga: Petugas Medis Jerman Prediksi Lonjakan COVID-19 Sebelum Natal

Baca juga: Inggris, Jerman, dan Italia Umumkan Temuan Kasus Covid-19 Varian Omicron

"Jumlah infeksi telah stabil, tetapi pada tingkat yang terlalu tinggi,” ujarnya, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Lockdown bagi yang tidak divaksin dilakukan untuk menghentikan lonjakan kasus Covid-19 harian yang diperburuk oleh ditemukannya varian Omicron.

Berita Rekomendasi

Merkel dan Scholz juga setuju untuk meloloskan undang-undang di parlemen nasional untuk mewajibkan vaksinasi.

Menurutnya, komite etik akan diminta untuk merancang undang-undang untuk mewajibkan vaksinasi.

Bundestag akan membahas hal ini dan memutuskannya paling lambat Februari.

Baca juga: Jerman Laporkan Total Kematian Akibat Covid Lewati 100.000 Jiwa

Baca juga: Dihantam Gelombang ke-4 COVID-19, Negara Bagian Jerman Terapkan Pembatasan Lebih Ketat

Pihak berwenang khawatir gelombang keempat Cocid-19 akan semakin membuat kewalahan pihak rumah sakit.

Pada Kamis (2/12/2021) saja, tercatat lebih dari 73.000 infeksi baru dan 388 kematian.

Sejumlah ahli virologi menyalahkan peningkatan kasus ini karena sebagian besar masyarakat menolak divaksin. Mereka juga mengeritik para politisi yang terlambat mengendalikan penularan.

Tingkat vaksinasi Jerman di bawah 70 persen adalah sekitar rata-rata Uni Eropa tetapi lebih rendah dari negara-negara seperti Portugal dan Irlandia.

Disebutkan, kurva kasus menunjukkan infeksi baru mulai mendatar.

Baca juga: Suami Kanselir Jerman Sebut Pemalas Terhadap Warga yang Tidak Divaksin Covid-19

Baca juga: Lawan Lonjakan Covid-19, Menkes Jerman Peringatkan Warga: Divaksin, Dirawat atau Mati

Dalam seminggu terakhir, di antara 100.000 penduduk turun untuk hari ketiga berturut-turut menjadi 439,2.

Merkel mengatakan bahwa tindakan pembatan akan dimulai di wilayah di mana insiden tujuh hari mencapai 350.

Langkah-langkah pembatasan termasuk menutup klub malam dan tempat musik dan membatasi acara dalam ruangan hingga 50 orang.

Menjinakkan virus akan menjadi prioritas utama bagi Scholz, yang Sosial Demokratnya akan memerintah bersama dengan Partai Hijau progresif dan Demokrat Bebas yang pro-bisnis.

Scholz, yang secara resmi akan mengambil alih kekuasaan minggu depan, mengatakan Jerman akan berusaha untuk memberikan 30 juta pukulan lagi sebelum Natal. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas