Salah Amputasi Kaki Pasien, Dokter Bedah di Austria Didenda Rp43,8 Juta
Seorang ahli bedah di Austria didenda lantaran salah mengamputasi kaki pasien.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Direktur rumah sakit juga telah membuat permintaan maaf publik dalam konferensi pers.
Selama pengadilan berlangsung, ahli bedah mengatakan ada kesalahan dalam rantai komando di ruang operasi.
Ketika ditanya mengapa dia menandai kaki kanan dan bukan kiri, dia berkata: "Saya tidak tahu".
Sejak kejadian itu, dokter yang tidak disebutkan namanya ini pindah ke klinik lain.
Setengah dari dendanya telah ditangguhkan.
Meski sangat jarang, kasus serupa pernah terjadi bertahun-tahun lalu.
Pada 1995, seorang dokter di AS menyadari sedang mengamputasi kaki yang salah dari pasiennya.
Itu baru disadari dokter saat pertengahan operasi pasien penderita diabetes tersebut.
Akhirnya, dokter terpaksa melanjutkan setelah memotong otot, tendon, dan ligamen.
Dikutip dari p2ptm.kemkes.go.id, diabetes memiliki dua potensi ancaman yang mengharuskan kaki diamputasi.
1. Kerusakan saraf (neuropati diabetik)
Ini terjadi ketika jaringan saraf di kaki rusak hingga menyebabkan sensasi rasa sakit di area tersebut berkurang.
Itulah mengapa, kaki dapat terluka atau bahkan terpotong tanpa penderita menyadarinya.
2. Mengurangi aliran darah
Diabetes juga dapat mempersempit pembuluh arteri, sehingga dapat mengurangi aliran darah ke kaki.
Dengan kurangnya darah untuk memberi nutrisi pada jaringan kaki, maka luka menjadi sulit untuk disembuhkan.
Luka kecil di bawah kaki bisa dengan cepat berkembang menjadi luka besar yang parah, hingga menyebabkan dilakukannya amputasi kaki.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)