Israel Laporkan 4 Infeksi Omicron, Total Jadi 11 Kasus
Kementerian Kesehatan Israel melaporkan empat kasus baru dari infeksi Omicron, Minggu (5/12/2021), sehingga total kasus menjadi 11 orang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Israel melaporkan empat kasus baru dari infeksi Omicron, Minggu (5/12/2021).
Sehingga total kasus yang dikonfirmasi pemerintah menjadi 11 orang.
Dilansir Times of Israel, infeksi baru dikonfirmasi pada seorang pria yang terpaoar dari seseorang yang baru saja kembali dari Afrika Selatan.
Pria tersebut telah menerima tiga dosis vaksin Pfizer-BioNTech.
Baca juga: Kemenperin Lakukan Sejumlah Terobosan untuk Ciptakan Iklim Usaha Kondusif dan Sehat di KEK
Baca juga: Sekretaris Kabinet Jepang Umumkan Seorang Anak Terinfeksi Omicron
Dua dari kasus lainnya adalah orang-orang yang kembali dari Prancis, keduanya juga sudah menerima tiga suntikan vaksin Pfizer.
Infeksi keempat terjadi pada seorang pria yang datang dari Amerika Serikat.
Ia diivaksinasi dengan vaksin Moderna dan telah menerima suntikan booster.
Dari 11 kasus Omicron yang diverifikasi oleh Israel, empat tidak divaksinasi.
Seorang wanita, seorang turis dari Malawi, divaksinasi dengan suntikan AstraZeneca.
Semua kasus yang divaksinasi lainnya telah menerima booster.
Baca juga: Jumlah Kasus Omicron Meningkat, Berikut Syarat Terbaru Masuk Indonesia
Baca juga: Fauci: Indikasi Awal Omicron Tidak Menyebabkan Tingkat Keparahan yang Besar pada Covid-19
Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang menunggu hasil dari sekuensing genetik dari 24 infeksi lain di mana ada "kecurigaan tinggi" terhadap Omicron.
Menurut kementerian, delapan dari orang-orang itu "terlindungi sempurna", sementara 16 lainnya tidak divaksinasi atau 6 bulan telah berlalu sejak mereka pulih dari COVID atau menerima vaksin awal mereka.
Ia menambahkan bahwa 12 dari kasus yang dicurigai telah kembali dari luar negeri atau berhubungan dengan seseorang yang kembali dari luar negeri.
2 lainnya belum lama ini meninggalkan Israel.
Pada hari Minggu, pemerintah menyetujui untuk mewajibkan anak-anak prasekolah dan anak-anak di kelas 1-6 untuk menunjukkan tes antigen cepat negatif untuk COVID-19 ketika kembali ke kelas setelah liburan Hanukkah minggu ini.
Baca juga: Varian Omicron Merebak di AS, Terdeteksi di 16 Negara Bagian
Baca juga: Mantan Penasihat Ilmiah Inggris: Omicron Jadi Penanda Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Anak-anak sekolah juga diminta untuk menunjukkan tes virus corona negatif setelah liburan musim panas dan setelah istirahat pada bulan September untuk Liburan Tinggi.
Selama rapat kabinet mingguan, Perdana Menteri Naftali Bennett membela tanggapan pemerintah terhadap Omicron.
“Setiap hari, kami menilai kembali situasi – berdasarkan data yang kami ketahui saat itu – mengenai langkah-langkah untuk melonggarkan pembatasan atau membuatnya lebih ketat. Semuanya sesuai dengan data,” katanya.
Berita lain terkait dengan Omicron
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)