Penelitian Jepang: Omicron Lebih Kuat 4 Kali Lipat dari Delta, Kekebalan Vaksin Hanya 20 Persen
Efek kekebalan terhadap pencegahan infeksi terhadap strain Omicron hanya sekitar 20 persen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekelompok tim peneliti Jepang dipimpin Profesor Hiroshi Nishiura dari Universitas Kyoto dan lain-lain telah merangkum hasil analisis bahwa virus mutan baru strain Omicron mudah menginfeksi kembali, bahkan kepada mereka yang telah divaksinasi atau terinfeksi di masa lalu.
"Penyebaran Omicron sangat cepat dan kekuatannya 4 kali lipat dari Delta serta kekebalan tubuh yang telah divaksin pun turun menjadi 20 persen," ungkap Profesor Hiroshi Nishiura, Rabu (8/12/2021).
Kelompok Profesor Nishiura telah memposting momentum perluasan strain Omicron di situs web yang mendaftarkan informasi genetik virus corona baru, berdasarkan lebih dari 200 data yang dilaporkan dari Afrika Selatan dari pertengahan September hingga akhir November 2021.
Menurut laporan yang dikeluarkan pada pertemuan ahli Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang pada tanggal 8 Desember, angka reproduksi efektif yang menunjukkan berapa banyak orang yang menyebarkan infeksi adalah dengan kekuatan 4,2 kali lipat dari strain Delta, terutama di Gauteng di mana strain Omicron tersebar luas.
"Artinya meskipun bias data dikoreksi, setidaknya dua kali lipat," ujarnya.
Baca juga: Epidemiolog Usul Pemerintah Pakai Proxy Method untuk Deteksi Virus Covid-19 Varian Omicron
Nilai ini merupakan perbandingan dari strain Delta yang menurun dan strain Omicron yang meningkat pesat, dan dikatakan bahwa infektivitas dari strain Omicron itu sendiri belum diketahui.
Namun mereka yang telah divaksinasi di Afrika Selatan dan di masa lalu telah dianalisa berdasarkan proporsi orang yang terinfeksi.
Ternyata efek kekebalan terhadap pencegahan infeksi terhadap strain Omicron hanya sekitar 20 persen, dan berkembang pesat karena infeksi ulang yang melewati kekebalan.
"Bahkan di negara-negara di mana vaksinasi telah berkembang, risiko epidemi strain Omicron tampaknya tinggi. Kami masih memperhatikan informasi penting seperti tingkat keparahan vaksin dan efektivitas vaksin lebih lanjut," ungkap Profesor Nishiura.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.