Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang: Banyak Masyarakat Minta Telepon Kembali ke Analog
Ada peningkatan konsultasi yang masuk ke Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang karena adanya permintaan ke telepon analog dari masyarakat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masyarakat Jepang banyak yang meminta telepon kembali ke analog daripada digital supaya lebih murah. Jumlah konsultasi terkait hal ini pada 2021 meningkat 3 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
"Waktu yang dihabiskan di rumah meningkat karena pandemi corona, dan jumlah permintaan telepon meningkat. Jika Anda menerima ajakan serupa, silakan periksa nama bisnis dan detail kontrak dan hubungi NTT. Ini menarik perhatian karena ternyata mulai banyak muncul permintaan telepon kembali ke analog supaya lebih murah," ungkap Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang, Kamis (9/12/2021).
Ada peningkatan konsultasi yang masuk ke Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang karena adanya permintaan ke telepon analog dari masyarakat.
"Mengembalikan saluran optik seperti telepon dan internet ke saluran analog akan mengurangi biaya dan membebankan biaya tinggi sebagai proxy untuk prosedur. Perhatian ini akan jadi dasar untuk memeriksa isinya lebih lanjut dalam waktu dekat," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Jepang Janji Sumbang 1,6 Miliar Yen kepada Organisasi Internasional untuk Perlindungan Hak Pekerja
Menurut Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang, ketika seorang operator bisnis NTT meminta dan menyetujui mengembalikan saluran optik seperti telepon dan internet ke saluran analog akan mengurangi pembayaran bulanan.
Layanan dukungan yang ditawarkan diharapkan dapat diperhatikan rinci prosedurnya.
Ada serangkaian konsultasi yang mengatakan bahwa kontrak digital itu mahal.
Dari April hingga November, 1.398 konsultasi diterima di pusat-pusat urusan konsumen nasional, yaitu sekitar tiga kali lipat jumlah konsultasi dari periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan kelompok usia, 70 persen atau lebih orang yang berkonsultasi adalah mereka yang berusia 70 tahun ke atas.
Ada konsultasi konsumen (masyarakat) yang mengaku ditagih bayaran telepon sampai 180.000 yen, padahal yang sebelum-sebelumnya biasanya hanya ribuan yen saja.
"Kami juga mendorong Anda untuk berkonsultasi dengan hotline konsumen "188" jika terjadi masalah di masa mendatang," tambahnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.