Taliban Pakistan Akhiri Gencatan Senjata, Tuntut Pemerintah Bebaskan Ratusan Tahanan
Militan Taliban di Pakistan mengakhiri gencatan senjata selama sebulan dengan pemerintah lantaran perjanjian tak kunjung ditepati.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Militan Taliban di Pakistan mengakhiri gencatan senjata selama sebulan dengan pemerintah lantaran perjanjian tak kunjung ditepati.
Taliban Pakistan menuding pemerintah melanggar perjanjian untuk membebaskan tahanan dan pembentukan komite negosiasi.
Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), adalah gerakan terpisah dari Taliban Afghanistan.
Dilansir SCMP, TTP selama bertahun-tahun berusaha menggulingkan pemerintahan resmi Islamabad untuk menetapkan hukum syariahnya sendiri.
Gencatan senjata yang dimulai sejak bulan lalu hingga Kamis ini sebenarnya dapat diperpanjang asalkan kedua belah pihak setuju.
Baca juga: AS Kecam Taliban atas Pembunuhan Mantan Pasukan Keamanan Afghanistan
Baca juga: Taliban Keluarkan Dekrit Hak-hak Perempuan, Larang Pernikahan Paksa
Namun TTP menuduh pemerintah Islamabad tidak menghormati perjanjian gencatan senjata.
Pemerintah dianggap tidak menepati janji untuk membebaskan lebih dari 100 tahanan TTP serta belum membentuk tim negosiasi untuk melakukan pembicaraan dengan pihaknya.
Dikatakan juga, pasukan keamanan pemerintah melancarkan penggerebekan saat periode gencatan senjata.
“Sekarang biarkan rakyat Pakistan memutuskan apakah TTP atau tentara Pakistan yang tidak mematuhi perjanjian?” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
“Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin untuk memajukan gencatan senjata,” katanya.
Taliban Pakistan telah melancarkan banyak serangan di negaranya.
Ribuan personel militer dan warga sipil menjadi korban tewas dalam rangkaian pemboman dan serangan bunuh diri.
Salah satu yang terbesar terjadi pada 2014, dimana TTP menyerang sebuah sekolah yang dikelola militer di Peshawar, dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Serangan itu menewaskan 149 orang termasuk 132 anak-anak.