Menkeu Australia Serukan Pelonggaran Pembatasan Covid-19 di Tengah Lonjakan Kasus
Josh Frydenberg serukan pelonggaran pembatasan Covid-19 di tengah lonjakan kasus virus corona untuk meningkatkan pemulihan ekonomi Australia.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Australia harus melonggarkan pembatasan Covid-19 untuk meningkatkan pemulihan ekonominya.
Sementara itu, kasus infeksi Covid-19 harian Australia tengah naik ke level tertinggi, dalam enam minggu terakhir.
"Negara harus tetap tenang dan melanjutkan. Dan tidak bereaksi berlebihan terhadap varian Omicron," kata Menteri Keuangan Australia, Josh Frydenberg, Sabtu (11/12/2021), dilansir dari CNA.
Australia adalah salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, dengan hampir 90 persen penduduk berusia di atas 16 tahun telah divaksinasi penuh.
Baca juga: Inggris, AS, dan Australia Boikot Olimpiade Beijing 2022, China: Mereka akan Terima Konsekuensinya
Baca juga: Kasus Covid-19 Mingguan di AS Naik 37 Persen, Angka Kematian Meningkat 28 Persen
Namun, Australia telah menemukan 1.753 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir, naik sekitar 3 persen dalam seminggu terakhir dan total harian tertinggi sejak 29 Oktober 2021.
Frydenberg mengatakan, para pemimpin negara bagian dan teritori harus melonggarkan pembatasan yang diterapkan untuk memperlambat penyebaran virus.
Dia juga menekankan perlunya mempercepat pertumbuhan ekonomi Australia, sementara ia mengecilkan kekhawatiran tentang varian Omicron.
"Pemulihan ekonomi kami bergantung padanya (Covid-19). Kami memiliki tingkat vaksinasi sekarang pada rekor tertinggi dan itu telah terbukti menjadi pertahanan vital melawan Covid," katanya.
Sementara beberapa tindakan telah dilonggarkan saat vaksin diluncurkan, perjalanan antar negara bagian masih dilarang antara beberapa negara bagian dan batasan kapasitas di toko-toko dan restoran ditegakkan dengan ketat.
Ekonomi Australia senilai AUS$2 triliun rusak parah oleh lockdown di dua negara bagian terbesar di negara itu dengan produk domestik bruto turun 1,9 persen pada kuartal ketiga.
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Ajak Ilmuwan Negara BRICS Gabung Pelajari Covid-19
Baca juga: Jepang Kembangkan Masker dengan Antibodi Burung Unta, Dapat Bersinar saat Deteksi Covid-19
Para ekonom dan pembuat kebijakan memperkirakan ekonomi Australia akan pulih dengan tajam pada tahun 2022, karena membuka kembali perbatasan internasionalnya, meningkatkan pariwisata, dan sektor pendidikan.
Australia bulan lalu menunda mengizinkan pemegang visa asing masuk hingga setidaknya pertengahan Desember.
Frydenberg mengatakan pada hari Sabtu, keputusan tentang apakah akan membuka kembali akan dibuat dalam beberapa hari ke depan.
(Tribunnews.com/Yurika)